Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bitcoin jatuh 14% pada perdagangan hari Senin (13/6) setelah perusahaan pemberi pinjaman mata uang kripto utama AS Celsius Network membekukan sementara penarikan dan transfer dengan alasan kondisi pasar ekstrem.
Langkah Celsius menyebabkan penurunan di seluruh mata uang kripto. Nilai total kripto turun di bawah $ 1 triliun untuk pertama kalinya sejak Januari 2021.
Koreksi besar yang menimpa aset kripto memicu kekhawatiran bahwa anjloknya pasar bisa meluas ke aset lain atau memukul perusahaan lain.
"Hampir semua hal bisa menjadi sistemik dalam kripto karena seluruh ruang terlalu dipengaruhi," kata Cory Klippsten, kepala eksekutif Swan Bitcoin, platform tabungan bitcoin, dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Bitcoin Semakin Melemah di Tengah Prospek Kenaikan Suku Bunga The Fed
Celsius yang berbasis di New Jersey memiliki aset sekitar US$ 11,8 miliar. Perusahaan ini menawarkan produk berbunga kepada pelanggan yang menyetor cryptocurrency dengan platformnya. Celsius pun meminjamkan cryptocurrency untuk mendapatkan pengembalian.
Setelah pengumuman Celsius, bitcoin menyentuh level terendah dalam 18 bulan di US$ 22.725, sebelum rebound sedikit ke sekitar US$ 23.265. Token ether yang merupakan terbesar kedua turun sebanyak 18% menjadi US$ 1.176, terendah sejak Januari 2021.
Perusahaan yang terpapar mata uang kripto sebelumnya telah memperingatkan bahwa penurunan harga kripto dapat memiliki efek berantai, termasuk dengan memicu margin calls (peringatan dari broker atau sekuritas kepada investor untuk menambah modal ke rekening investasinya).
“Ini masih merupakan momen yang tidak nyaman dan ada beberapa risiko penularan di sekitar kripto secara lebih luas,” kata Joseph Edwards, kepala strategi keuangan di perusahaan pengelola dana Solrise Finance.
Baca Juga: Crypto Winter is Coming, Pasar Kripto Makin Berdarah-darah Tertekan Kasus Celcius
Pasar kripto telah merosot dalam beberapa minggu terakhir karena kenaikan suku bunga dan lonjakan inflasi mendorong investor untuk membuang aset berisiko di pasar keuangan. Pasar memperpanjang aksi jual pada hari Senin (13/6) setelah data inflasi AS pada hari Jumat (10/6), yang menunjukkan kenaikan harga terbesar sejak 1981. Hal ini mendorong investor untuk meningkatkan taruhan pada kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Jay Hatfield, kepala investasi di Infrastructure Capital Management menyebut, sejumlah hal tersebut menjadi pendorong utama penurunan pasar kripto. "Ekspansi berlebihan The Fed dari neraca menyebabkan sejumlah gelembung termasuk saham teknologi dan token kripto," kata dia dalam sebuah catatan.
Baca Juga: Warren Buffett dan Charlie Munger Sangat Bearish Terhadap Bitcoin, Ini Kata Mereka
Investor mata uang kripto juga telah terguncang oleh runtuhnya token terraUSD dan luna pada bulan Mei yang diikuti oleh Tether, stablecoin terbesar di dunia, yang secara singkat mematahkan patokan 1:1 dengan dolar.
Dalam posting blog pada Senin (13/6), Tether mengatakan bahwa meskipun telah berinvestasi di Celsius, aktivitas pinjamannya dengan platform kripto selalu dijamin dan tidak berdampak pada cadangan Tether. Token ini terakhir diperdagangkan datar pada satu dolar AS.
BlockFi, platform pinjaman kripto lainnya, mengatakan bahwa pihaknya mengurangi stafnya sekitar 20% karena perubahan dramatis dalam kondisi ekonomi makro. BlockFi mengatakan tidak memiliki paparan Celcius.
Bitcoin, yang melonjak pada 2020 dan 2021, turun sekitar 50% sepanjang tahun ini. Ethereum turun lebih dari 67% tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News