kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar Kripto Masih Tertekan, Bitcoin, Ethereum, dan Terra Berpotensi Lanjut Bearish


Rabu, 11 Mei 2022 / 13:32 WIB
Pasar Kripto Masih Tertekan, Bitcoin, Ethereum, dan Terra Berpotensi Lanjut Bearish
ILUSTRASI. Mata uang kripto.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi market aset kripto rupanya masih sulit untuk bangkit. Melansir situs CoinMarketCap pada Rabu (11/5) pukul 13.15 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar masih berada di zona merah dalam 24 jam terakhir.

Nilai Bitcoin (BTC), saat ini turun 1,29% ke US$ 31.432 dalam sehari terakhir. Begitu juga dengan Ethereum (ETH) yang terkoreksi 0,98% ke US$ 2.377 per keping. 

Di saat yang sama, altcoin lain seperti Binance Coin (BNB), Solana (SOL) dan Cardano (ADA) juga mengalami pelemahan lebih dari 2%.

Trader Tokocrypto Afid Sugiono menjelaskan, sejatinya para pelaku pasar kripto sudah mulai ambil posisi buy the dip untuk mengakumulasi keuntungan lebih. Namun, overall market masih berpotensi terus turun, walau mungkin akan ada sedikit pullback di market, khususnya BTC.

"Para investor ini mulai terpengaruh saran untuk melakukan aksi buy the dip, sehingga merasa bahwa beberapa aset kripto sudah bisa kembali diakumulasi. Sebagian kripto sudah mengalami fase jenuh jual atau oversold, jika dikaji menggunakan analisis teknikal," kata Afid dalam Tokocrypto Market Signal yang dirilis Rabu (27/4). 

Baca Juga: Harga Bitcoin Masih Turun, Risiko Sistemik Black Swan Semakin Dekat?

Meski begitu, menurutnya investor masih malu, belum secara all out untuk melakukan aksi beli di pasar kripto, setelah khawatir mengenai risiko yang terjadi pada stablecoin. Kecemasan tersebut berhulu dari drama stablecoin milik Terra Labs, UST, yang ternyata tidak bisa menjaga nilai tukarnya di level US$ 1 untuk 1 UST.

"Anjloknya nilai BTC dan terjadinya reserve asset dari UST, membuat sentimen negatif terhadap stablecoin. Tanda-tanda kelemahan dalam stablecoin, sebagai aset kripto yang lebih aman, tapi tidak terbukti semakin menakuti investor," imbuh Afid.

Menurut laporan CoinMarketCap, total nilai pasar kripto saat ini mencapai US$ 1,4 triliun pada 10 Mei 2022, jauh dari puncaknya sepanjang masa sebesar US$ 2,9 triliun pada awal November 2021. Harga aset kripto yang merosot, mencerminkan penurunan ekuitas di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga agresif di seluruh dunia untuk mencegah inflasi yang tinggi. 

Dalam kondisi market yang cenderung bearish ini, Afid melihat aset kripto Bitcoin, Ethereum, dan Terra merupakan yang paling berpotensi melanjutkan tren negatif sepekan ke depan. Dia bilang, Bitcoin kemungkinan besar akan terus terpuruk pada pekan kedua Mei 2022 dan saat ini memiliki titik support terkuat di US$ 30.500.

Dari segi analisis teknikal, Afid menilai BTC sedang perlahan kembali turun, setelah sempat rebound sedikit seiring belum adanya sentimen positif yang bisa menggerakan harga untuk terus naik.

Menurutnya, kemungkinan besar pola pergerakan BTC akan naik terlebih dahulu ke harga US$ 32.000. Kemudian, dapat lanjut turun menuju ke harga US$ 29.000 - US$ 28.000 atau turun sekitar 9% dalam beberapa hari ke depan.

Sementara itu, Ethereum juga punya nasib yangsama seperti Bitcoin. Afid melihat dari segi analisis teknikalnya ETH dapat terjerembab lebih dalam pasalnya, dari sisi teknikal saat ini ETH sedang bergerak turun, setelah mengalami koreksi melihat harganya yang sudah berada di batas atas pergerakan harga.

“Kemungkinan besar ETH masih dapat bergerak turun menuju sekitar US$ 2.001 atau anjlok 11% dari harga US$ 2.289 dalam beberapa hari ke depan,” jelas Afid.

Baca Juga: Investor Masih dalam Panic-Selling Mode, Harga Bitcoin Jatuh di Bawah US$ 30.000

Selain itu, Terra (LUNA) justru punya kondisi yang lebih buruk. Tak hanya mengalami penurunan harga yang tajam sejak awal Mei 2022, kapitalisasi pasarnya pun ikut berkurang drastis imbas aksi jual besar-besaran. 

Menurut Afid, saat ini sedang ada turbulensi di seluruh ekosistem Terra sehingga tidak bisa mempertahankan nilainya terhadap dolar, sehingga turun ke level US$ 0,67 pada Selasa (10/5).

“Nilai LUNA telah anjlok bergerak turun tajam. LUNA kini seimbang dengan nilai dolar AS. Sehingga menyebabkan likuidasi besar-besaran pada posisi leverage dan menurunkan kapitalisasi pasarnya. Investor menjadi panik mengakibatkan aksi jual lebih banyak,” jelas Afid.

Berdasarkan analisis teknikalnya, LUNA sedang terus bergerak turun, setelah sebelumnya sempat mencoba rebound. Kemungkinan besar LUNA dapat terus bergerak menuju harga US$ 10,67 atau turun sekitar 44% dalam beberapa hari ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×