Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) diprediksi bakal melandai pada tahun 2023. Meski begitu, emiten keramik ini tetap menggelar aksi korporasi dan melanjutkan strategi ekspansi.
Chief Financial Officer Arwana Citramulia Rudy Sujanto mengakui kinerja ARNA hingga kuartal II-2023 masih di bawah ekspektasi, terutama dari sisi volume penjualan. Hasil ini tak lepas dari efek pasar keramik yang mengalami kontraksi.
Sekadar mengingatkan, pada semester I-2023 ARNA mengantongi penjualan senilai Rp 1,22 triliun atau turun 9,63% secara tahunan. Bottom line ARNA turun lebih dalam sebanyak 20,35% dengan mencetak laba bersih Rp 243,57 miliar per Juni 2023.
"Dalam kondisi pasar yang kontraksi di triwulan kedua, kami berusaha keras untuk lakukan cost down untuk biaya variable production cost," kata Rudy saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (19/9).
Mempertimbangkan kondisi pasar, ARNA pun memasang target konservatif. Sebelumnya, pada bulan Agustus lalu ARNA merevisi target laba bersih tahun 2023 menjadi Rp 445 miliar. Target ini mengestimasikan kemungkinan pendapatan ARNA akan turun 4% dibandingkan tahun 2022.
Baca Juga: Arwana Citramulia (ARNA) Siapkan Dana Rp 150 miliar untuk Buyback Saham
Estimasi tersebut memperhatikan kondisi pasar pada bulan Juni dan Juli. Di sisi lain, ARNA juga memiliki stok keramik yang memadai untuk memenuhi kebutuhan pasar apabila daya beli membaik.
"Sales bulan Agustus sudah lebih baik dari Juli. Dengan pertumbuhan sales Agustus, kami harapkan bisa mencapai kinerja 2023 yang lebih baik dari laba bersih yang terevisi ke Rp 445 miliar," ungkap Rudy.
Sembari mencermati perkembangan pasar, ARNA terus menggelar ekspansi. Pada semester II-2023 ini, ARNA akan memperlebar jaringan distribusi dengan menambah sub-distributor baru di Kupang - Nusa Tenggara Timur, Wonogiri - Jawa Tengah, dan Baturaja - Sumatra Selatan.
Menurut Rudy, ARNA memiliki keunggulan kompetitif dibanding para pesaingnya. ARNA memiliki lima lokasi strategis pabrik yang berbeda dan dilengkapi jaringan pemasaran yang tersebar merata dengan 46 sub-distributor dan lebih dari 36.800 toko ritel.
ARNA memandang peluang pasar masih terbuka lebar untuk segmen menengah-atas terutama untuk produk homogeneus tiles granit. ARNA pun siap untuk mensubstitusi homogeneus tiles impor dari China pada tahun 2024 pasca penerapan anti-dumping terhadap produk impor China.
Saat ini ARNA sedang mempersiapkan proyek ekspansi baru pabrik homogeneus tiles di area Sumatra Selatan. Selanjutnya ARNA akan menambah lokasi pabrik baru yang ke-6 dengan lokasi di daerah Jawa Barat.
Rudy melanjutkan, ekspansi Plant 4C di Sumatra Selatan sedang berlangsung dalam tahap pekerjaan infrastruktur dan pekerjaan sipil. "Kapasitas produksi tambahan ditargetkan untuk semester II tahun 2025.," imbuhnya.
Di sisi lain, proyek Plant 5C di Mojokerto - Jawa Timur sudah berproduksi dengan utilitas 100% sejak bulan April 2023. Dalam menggarap sejumlah ekspansi ini, ARNA mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 300 miliar untuk tahun 2023.
Dari estimasi capex tersebut, ARNA sudah menyerap sekitar Rp 230 miliar. Realisasi capex ARNA di antaranya untuk proyek Plant 5C sebesar Rp 145 miliar. Sisanya dialokasikan untuk pengadaan peremajaan meskin packing dan pekerjaan struktur untuk proyek Plant 4C.
Dalam aksi korporasi lainnya, pada pekan lalu ARNA mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham dengan alokasi anggaran hingga Rp 150 miliar. Aksi buyback saham paling lama dijadwalkan pada 18 bulan setelah persetujuan RUPSLB atau mulai 19 Oktober 203 hingga 18 April 2025.
Baca Juga: Penjualan Arwana Citramulia Turun 9,76% Menjadi Rp 1,2 Triliun Per Semester I-2023
Pembelian kembali saham dilakukan untuk menjaga kewajaran harga saham ARNA dengan memperhatikan historical Price Earning Ratio (PER) 10 tahun terakhir. Menurut hintungan manajemen, nilai wajar saham ARNA minimal 15 kali dari Earning Per Share (EPS).
Hingga pukul 14:02 WIB perdagangan Rabu (20/9), saham ARNA melaju di zona hijau. Harga ARNA menguat 0,66% ke level Rp 765 per saham. Secara year to date, pergerakan saham ARNA masih melandai 23,12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News