Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen keramik, PT Arwana Citramulia Tbk mengincar pertumbuhan bisnis yang positif di sepanjang tahun ini. Perusahaan berkode saham ARNA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menargetkan untuk dapat mencapai pertumbuhan penjualan hingga dua digit.
"Target kerja tahun 2023, revenue ditargetkan bertumbuh minimal 13%," ungkap Chief Financial Officer (CFO) Arwana Citramulia Rudy Sujanto, ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (29/3).
Sekedar pengingat, di tahun 2022 ARNA tercatat mencetak penjualan mencapai Rp 2,58 triliun. Dengan demikian, berdasarkan perhitungan kasar KONTAN, pada tahun ini ARNA mengincar angka penjualan sekitar Rp 2,92 triliun.
Rudy menerangkan, kinerja perseroan selama tahun 2023 turut didukung oleh Plant 5C yang akan mulai berproduksi pada kuartal kedua mendatang.
Nantinya, pabrik anyar yang berlokasi di Mojokerto, Jawa Timur ini bakal memproduksi produk ARNA 60x60 dengan kapasitas mencapai 4.400.000 m2 per tahun.
Merujuk catatan KONTAN sebelumnya, proyeksi pertumbuhan penjualan di tahun ini didorong pula oleh proyeksi pertumbuhan harga jual-rata (ASP) sebesar 7,4% yoy menjadi Rp 41.691, dari posisi sebelumnya yang berada di level Rp 38.831 di tahun 2022.
Baca Juga: Arwana Citramulia (ARNA) Alokasikan Belanja Modal Rp 300 Miliar
Adapun, yang menjadi faktor kenaikan ASP tersebut yakni konversi beberapa line produksi perseroan dari keramik berukuran kecil ke jenis keramik yang ukurannya lebih besar. Sebab, jenis keramik berukuran besar memiliki selling up ratio yang lebih tinggi ketimbang jenis keramik lainnya.
Pada tahun ini Arwana Citramulia menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 300 miliar.
Dana capex tersebut bakal digunakan sebagai modal untuk membangun pabrik anyar, Plant 4C di Ogan Ilir, Sumatra Selatan pada awal tahun ini.
Pabrik berkapasitas 4,5 juta m2 per tahun ini diproyeksikan bakal rampung pada semester kedua tahun depan dan nantinya akan memproduksi glaze porcelain.
"Kontribusi dari pabrik baru ini sekitar 4%," ujar Rudy.
Dengan sederet agenda bisnis yang direncanakan, pihaknya memproyeksikan laba bersih pada tahun ini bakal bertumbuh 10% menjadi Rp 631 miliar, dari posisi sebelumnya yang sebesar Rp 576 miliar pada tahun 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News