kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Pasar Fluktuatif, Simak Tips Meracik Portofolio Investasi pada 2023


Sabtu, 31 Desember 2022 / 16:13 WIB
Pasar Fluktuatif, Simak Tips Meracik Portofolio Investasi pada 2023
IHSG Melemah: Layar monitor perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (30/12/2022). Pasar Fluktuatif, Simak Tips Meracik Portofolio Investasi pada 2023.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar saham pada tahun depan dinilai akan berfluktuatif. Sejumlah sentimen dinilai akan mewarnai pergerakan pasar tahun depan.

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo melihat, ada 3 tantangan utama yang dihadapi dalam berInvestasi di tahun depan. 

Pertama, kebijakan moneter yang masih relatif ketat. Potensi kenaikan suku bunga acuan The Fed masih ada karena laju inflasi di AS yang masih relatif tinggi dari target inflasi jangka panjang di level 2%, meskipun saat ini sudah relatif menurun.

Baca Juga: Pada Tahun Depan, Pertamina International Shipping Targetkan Kinerja Naik 7%

Kedua, kebijakan moneter ketat dan ketidakpastian ekonomi global berpotensi memicu perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, isu geopolitik di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina masih memicu lonjakan harga komoditas, khususnya energi minyak mentah dan batubara sekaligus berpotensi memicu inflasi dari energi.

“Kondisi pasar modal di tahun 2023 diperkirakan cukup fluktuatif dan berlangsung 2 tahap,” kata Praska kepada Kontan.co.id, Sabtu (31/12).

Diperkirakan, sepanjang semester I-2023, Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) akan lebih volatile karena kebijakan suku bunga acuan yang masih tinggi serta ancaman perlambatan ekonomi. 

Baca Juga: Duo Pemilik Djarum Kuasai Aset Saham Senilai Rp 630,85 Triliun, Melejit 15,87 Persen

Dalam kondisi seperti ini, Praska menyarankan portofolio investasi dengan porsi sebagai berikut. Instrumen pasar uang sebesar 20%, Obligasi (SBN tenor pendek-menengah dan korporasi minimal rating A) sebesar 50%, dan saham sebesar 30%.

Kemudian, sepanjang semester II-2023, IHSG diperkirakan mulai pulih seiring ekspektasi pemulihan ekonomi kembali terjadi di 2024. 

Di sisi lain, ada efek momentum pemilihan umum (pemilu), dimana program-program calon presiden dan wakil presiden diperkirakan mulai terlihat di sepanjang semester II-2023.

Baca Juga: OJK Memperketat Penempatan Investasi Industri Asuransi ke Perusahaan Afiliasi

Ada juga peluang penyesuaian kebijakan moneter yang lebih longgar dari suku bunga, karena melihat laju inflasi yang diproyeksi mulai semakin landai. 

Pertimbangan yang wajib dilakukan investor tahun 2023 yakni strategi yang konservatif ke moderat di sepanjang semester I-2023 serta fokus pada sektor-sektor emiten yang masih memiliki pertumbuhan di era kebijakan moneter ketat dan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi domestik. 

Kemudian menerapkan market timing berdasarkan tren harga dan kondisi ekonomi saat berinvestasi untuk mengantisipasi fluktuasi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×