kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Pasar batubara masih redup, HRUM meredam target


Jumat, 15 November 2013 / 16:37 WIB
Pasar batubara masih redup, HRUM meredam target
ILUSTRASI. Pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/aww.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Berbagai pihak menilai, pasar batubara diproyeksikan belum bisa masuk zona pemulihan tahun depan. Atas dasar itu, PT Harum Energy Tbk (HRUM) tak berani mematok target tinggi terkait penjualan batubaranya.

"Targetnya kami cukup 10% lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun ini," kata Ray Antonio Gunara, Direktur Utama HRUM saat kegiatan public expose kinerja HRUM, (15/11).

Catatan saja. Kuartal III 2013, emiten batubara ini membukukan pendapatan US$ 666,89 juta, turun 20% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, US$ 835,08 juta. Sementara itu, jika mengacu target tahun depan, maka pendapatan HRUM diproyeksikan US$ 733,58 juta.

Melihat kondisi yang masih belum kondusif ini, manajemen belum berani menentukan target khusus atas bottom line perusahaan. Tapi sebagai gambaran, hingga September kemarin, HRUM mencatatkan laba bersih US$ 36,29 juta, anjlok 71% jika dibandingkan periode sebelumnya ketika HRUM mampu mencetak laba bersih US$ 125,32 juta.

Jika kondisi tahun depan tak berbeda jauh dengan kondisi saat ini, tidak menutup kemungkinan kinerja HRUM tahun depan ada di teritorial negatif. Namun, hal ini juga bukan berarti emiten batubara menghentikan aktivitas produksinya.

Produksi harus tetap berjalan. Tapi, demi menanggulangi potensi beban perusahaan yang kian besar, kapasitas produksi batubara HRUM tahun depan diproyeksikan sama dengan tahun ini, sebesar 12 juta ton. "Tidak ada yang bisa meramal kapan tekanan akan selesai. Jadi, kami konservatif saja," pungkas Ray.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×