kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.840   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.383   -58,47   -0,91%
  • KOMPAS100 912   -10,96   -1,19%
  • LQ45 713   -10,61   -1,47%
  • ISSI 202   -0,51   -0,25%
  • IDX30 372   -5,14   -1,36%
  • IDXHIDIV20 452   -7,07   -1,54%
  • IDX80 104   -1,22   -1,17%
  • IDXV30 110   -1,81   -1,62%
  • IDXQ30 122   -1,79   -1,44%

Pasar Asia Dibuka Lesu Rabu (16/4) Pagi, Investor Nantikan Data Ekonomi China


Rabu, 16 April 2025 / 07:43 WIB
Pasar Asia Dibuka Lesu Rabu (16/4) Pagi, Investor Nantikan Data Ekonomi China
ILUSTRASI. Bursa saham Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Rabu (17/4), seiring tekanan dari Wall Street yang ditutup negatif semalam.. REUTERS/Issei Kato


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Bursa saham Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Rabu (17/4), seiring tekanan dari Wall Street yang ditutup negatif semalam.

Sentimen investor dibayangi oleh kekhawatiran tarif dan antisipasi terhadap rilis data ekonomi utama dari China.

Indeks Nikkei 225 Jepang bergerak mendatar. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2%, sementara indeks small-cap Kosdaq melemah 0,18%. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun tipis 0,08%.

Indeks Hang Seng Hong Kong berada di level 21.455, sedikit lebih rendah dibandingkan penutupan terakhir HSI di posisi 21.466,27.

Baca Juga: Wall Street Ditutup Melemah Tipis Selasa (15/4), Ketidakpastian Tarif Bikin Gelisah

Fokus ke Data GDP China

Fokus pelaku pasar tertuju pada data ekonomi China, termasuk pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal I-2025 yang dijadwalkan rilis hari ini.

Survei ekonom Reuters memperkirakan ekonomi China tumbuh 5,1% secara tahunan, melambat dari 5,4% pada kuartal sebelumnya.

Selain itu, China juga akan merilis data produksi industri, penjualan ritel, dan tingkat pengangguran yang turut menjadi indikator penting kesehatan ekonomi Negeri Tirai Bambu.

Namun demikian, proyeksi jangka menengah menunjukkan perlambatan. UBS memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi China menjadi 3,4% untuk 2025 dan 3% untuk 2026.

Chief China Economist UBS Tao Wang memperkirakan kenaikan tarif dari Amerika Serikat (AS) dapat mengurangi pertumbuhan PDB China lebih dari 2 poin persentase.

Baca Juga: Investor Harus Bersiap, Wall Street Mungkin Jadi Pertempuran AS vs China Berikutnya

Sektor Aviasi Jadi Sumber Tekanan Baru

Ketegangan dagang antara AS dan China kembali mencuat. Bloomberg melaporkan, otoritas China memerintahkan maskapai untuk menghentikan pengiriman pesawat Boeing, sebagai respons terhadap perang tarif yang masih berlanjut.

Pendiri Navellier & Associates, Louis Navellier, menilai langkah ini bisa menjadi tekanan baru bagi Washington.

“Industri teknologi dan Boeing kemungkinan mulai menekan Gedung Putih untuk menyelesaikan ketegangan perdagangan,” katanya.

Baca Juga: China Tak Akan Lagi Pesan Pesawat Boeing Imbas Tarif AS

Wall Street Terseret, Pasar Tunggu Data Ritel AS

Bursa AS ditutup melemah setelah dua hari menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 155,83 poin atau 0,38% ke 40.368,96. S&P 500 turun 0,17% ke 5.396,63 dan Nasdaq melemah tipis 0,05% ke 16.823,17.

Kontrak berjangka indeks utama AS juga dibuka di zona merah, seiring pelaku pasar menantikan rilis data penjualan ritel serta laporan keuangan kuartal I dari sejumlah emiten besar.

Dow futures turun 0,3%, sementara S&P 500 dan Nasdaq 100 futures masing-masing melemah 0,7% dan 1,1%.

Selanjutnya: Pandu Sjahrir: Danantara Siap Jadi Liquidity Provider di Bursa

Menarik Dibaca: 6 Usaha Untuk Ibu Rumah Tangga dengan Modal Kecil ala Bank CIMB Niaga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×