kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar Aset Kripto Babak Belur dalam Sepekan Terakhir, Apa Penyebabnya?


Rabu, 27 April 2022 / 14:27 WIB
Pasar Aset Kripto Babak Belur dalam Sepekan Terakhir, Apa Penyebabnya?
ILUSTRASI. Aset kripto Bitcoin dan uang digital utama lainnya bergerak secara lesu pada sepekan terakhir.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset kripto Bitcoin dan uang digital utama lainnya bergerak secara lesu pada sepekan terakhir. Setelah sempat berada di zona hijau pada pekan lalu, pada pekan terakhir bulan April ini, rupanya secara umum aset kripto berada di zona merah.

Merujuk Coinmarketcap pada Rabu (27/4) pukul 14.00 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar kompak mengalami koreksi dalam 24 jam terakhir dan tujuh hari terakhir. Misalnya Bitcoin yang berada di level US$ 38.650,24 atau melemah 4,60% dalam 24 jam terakhir dan telah turun 6,76% dalam sepekan terakhir.

Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, saat ini pelaku pasar masih ragu-ragu menempatkan uangnya di instrumen investasi berisiko, seperti aset kripto yang tercermin dari tipisnya volume perdagangan. Alhasil market masih terus bearish hingga pekan terakhir April 2022 ini.

Sikap investor masih jenuh melakukan aksi jual-beli untuk mengakumulasi investasi aset kripto mereka. "Hal tersebut dampak dari bagian aksi risk-off seiring maraknya sentimen negatif di exchange kripto. Selain itu, pelaku pasar juga ingin jaga jarak dengan gejolak di pasar kripto menjelang rapat The Fed bulan depan," kata Afid dalam Tokocrypto Market Signal yang dirilis Rabu (27/4).

Baca Juga: Harga Bitcoin Jatuh ke Level US$ 38.000, Masih Bisa Turun Lagi?

Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal bahwa The Fed akan mengerek suku bunga 50 basis poin pada bulan Mei mendatang. Langkah ini dikhawatirkan dapat menyumbat pertumbuhan konsumsi dan investasi, dua motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, sentimen negatif yang menghantam pasar kripto juga datang dari krisis konflik Rusia-Ukraina. KonflikĀ  memasuki babak baru setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Rusia akan berkonfrontasi dengan negara-negara NATO, jika AS dan sekutunya terus menyediakan senjata bagi Ukraina.

"Nilai aset kripto kompak berguguran setelah muncul kabar mengenai eskalasi konflik geopolitik Rusia dan Ukraina. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi dunia bakal mengalami ketidakpastian baru dan membuat pasar aset spekulatif, seperti kripto, jadi tak menarik," imbuh Afid.

Di samping itu, banyak trader yang mulai menerapkan strategi jangka pendek yang memilih untuk melakukan short trading BTC, ketimbang menahannya untuk mendulang profit. Hal tersebut terjadi pasca level support BTC ada di $ 37.500, meskipun sisi atas tampaknya terbatas menuju level resistance $ 46.000 per BTC

Dalam kondisi ini, Afid memperkirakan kelima aset kripto yang akan berpotensi mengalami tren bullish pada tujuh hari ke depan adalah Kava (KAVA), Dogecoin (DOGE), STEPN (GMT), The Sandbox (SAND), dan Polygon (MATIC),

Sedangkan lima aset kripto yang berpotensi bearish pada sepekan ke depan adalah The Graph (GRT), TomoChain (TOMO), Kyber Network Crystal V2 (KNC), Klaytn (KLAY), dan Uniswap (UNI).

Baca Juga: Elon Musk Akuisisi Twitter, Harga Dogecoin Melompat Lebih dari 20%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×