Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan ini, Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve akan menggelar Federal Open Market Committee (FOMC). Banyak pihak memproyeksi bank sentral negeri paman Sam ini akan kembali menaikkan suku bunga seiring tingkat inflasi yang tinggi
Asal tahu, inflasi AS meroket hingga ke level tertinggi dalam empat dekade terakhir. Tingkat inflasi AS menyentuh level 8,6% pada Mei 2022. Tingkat inflasi ini melanjutkan inflasi pada April 2022 lalu sebesar 8,3%.
Head of Research Reliance Sekuritas Alwin Rusli menilai, kenaikan inflasi AS berpotensi dapat berlanjut. Melihat kondisi ini tentu membuat The Fed tidak akan tinggal diam untuk meredam kenaikan inflasi.
Baca Juga: IHSG Jatuh Lebih 1% pada Awal Perdagangan Senin (13/6), Asing Beli Rp 294 Miliar
Namun ada alternatif lain untuk meredam inflasi, seperti kebijakan Presiden Joe Biden yang sempat menurunkan tarif barang dari China yang merupakan imbas dari perang dagang yang lalu, sehingga harga-harga barang dapat menjadi lebih murah.
Namun secara keseluruhan, The Fed sendiri pun harus memperhitungkan tingkat pertumbuhan ekonomi AS karena masih rendahnya produk domestik bruto (PDB) yang tercatat pada periode kuartal pertama 2022.
Kenaikan tingkat suku bunga di tengah kenaikan harga komoditas dapat menyebabkan menurunnya kegiatan para pebisnis yang berimbas kepada pelemahan PDB.
“Para pelaku pasar dalam negeri akan mengantisipasi FOMC yang akan digelar pada pekan ini yang dapat menjadi kekhawatiran para pelaku pasar karena probabilitas kenaikan tingkat suku bunga akan mencapai 50 basis points (bps),” terang Alwin kepada Kontan.co.id, Minggu (12/6).
Baca Juga: IHSG Dibuka Memerah, Simak Rekomendasi Saham BBCA, PGAS, INDF dan TBIG
Selain sentimen FOMC, pergerakan IHSG juga masih dipengaruhi oleh sentimen global lainnya. Bank sentral Eropa juga diperkirakan bakal menaikkan suku bunga sebesar 25 bps.
Di sisi lain, pergerakan investor asing, pergerakan harga komoditas, serta kondisi kestabilan nilai tukar mata uang Rupiah juga dapat mewarnai pergerakan IHSG.
Secara teknikal IHSG sempat membuat gap up yang berpotensi menutup gap tersebut. “Untuk support dan resistance IHSG pekan ini di 6.910-7.200,” sambung Alwin. Adapun saham-saham yang dapat dicermati pekan ini di antaranya PTBA, BBYB, ADRO, CPIN, dan AKRA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News