Reporter: Dimas Andi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Membaiknya sejumlah data-data ekonomi Amerika Serikat ditambah meredanya konflik perang dagang antara negara tersebut dengan China kurang menguntungkan bagi poundsterling. Hasilnya, pasangan GBP/USD mengalami pelemahan.
Pada Jumat (30/3), pasangan GBP/USD melemah tipis 0,02% ke level 1,4015. Memang, di awal perdagangan pasangan valuta asing ini sempat menguat. Namun, penguatan ini lebih bersifat teknikal.
Analis Global Kapital Investama, Alwi Assegaf menjelaskan, dalam tiga hari terakhir pasangan GBP/USD memang menunjukkan tren pelemahan. Hal ini lebih disebabkan oleh menguatnya dollar AS pasca menurunnya tensi perang dagang. “Rencana negosiasi dengan China memberi ruang penguatan bagi dollar AS,” katanya, Jumat (30/3).
Selain itu, data-data ekonomi AS juga menunjukkan peningkatan. Misalnya, data final gross domestic bruto q/q AS yang tercatat sebesar 2,9% atau lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang mematok nilai 2,7%.
Tidak hanya itu, data klaim pengangguran AS pada pekan lalu berkurang menjadi dari 229.000 menjadi 215.000. Perbaikan data tenaga kerja ini menjadi sinyal positif bahwa kebijakan-kebijakan ekonomi AS seperti reformasi pajak mulai membuahkan hasil.
Di lain pihak, hasil data-data ekonomi Inggris cenderung bervariasi. Walau data final gross domestic bruto q/q Inggris tetap berada di level 0,4%, namun data current account kuartal I 2018 di negara tersebut masih tercatat defisit di level £ 18,4 miliar. “Hasil data ekonomi Inggris membuat dollar AS di atas angin,” tutur Alwi.
Ia pun menilai, sepanjang pekan depan pergerakan pasangan GBP/USD masih akan disokong oleh rilis data-data ekonomi dari kedua negara tersebut. Contohnya, data service PMI Inggris dan data nonfarm employment change. Di samping itu, pidato dari Jerome Powell, Pimpinan The Fed, jelang akhir pekan depan bisa mempengaruhi arah pergerakan pasangan GBP/USD.
Secara teknikal, pasangan GBP/USD berada di bawah MA10 dan di atas MA55. Indikator Stochastic mulai menunjukkan sinyal death cross di area jenuh beli. Indikator RSI menurun dari level 67 menjadi 51. Adapun MACD masih berada di area positif namun sudah mulai menunjukkan tren penurunan akibat tekanan seller.
Baik indikator stochastic, RSI, MACD, maupun MA memperlihatkan bahwa pasangan GBP/USD akan mengalami tren pelemahan dalam jangka pendek.
Alwi pun merekomendasikan sell on strength untuk pasangan valas tersebut.
Support: 1,3853 – 1,3915 – 1,3990
Resistance: 1,4075 – 1,4150 – 1,4230
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News