kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.306   -16,00   -0,10%
  • IDX 6.834   -35,44   -0,52%
  • KOMPAS100 988   -7,27   -0,73%
  • LQ45 759   -5,34   -0,70%
  • ISSI 223   -0,44   -0,20%
  • IDX30 391   -4,20   -1,06%
  • IDXHIDIV20 455   -5,83   -1,26%
  • IDX80 111   -0,80   -0,71%
  • IDXV30 113   -0,96   -0,85%
  • IDXQ30 127   -1,24   -0,97%

Para investor memilih memegang duit


Selasa, 16 Juni 2015 / 08:08 WIB
Para investor memilih memegang duit


Reporter: Avanty Nurdiana, Narita Indrastiti | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pasar saham terus terkulai, termakan isu eksternal dan kondisi makro ekonomi yang masih memburuk. Kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  kembali terjun 1,98% ke 4.837,79. Tak ayal sejak awal tahun ini, IHSG telah anjlok 7,45%.

Kondisi pasar saham yang sedang buruk seperti ini para investor dan trader papan atas mulai menghitung ulang strategi portofolio mereka. Dari beberapa investor yang KONTAN wawancara, mereka memilih menunggu kembali masuk dan mencoba untuk mengurangi potensi kerugian dengan jalan cut loss. Cash is king.

Salah satu investor, Prodjo Sunarjanto mengatakan, saat ini, memilih menghindari trading. Pasalnya, penurunan saham masih berlanjut dalam jangka pendek, paling tidak sampai akhir tahun. Karena itu, ia berencana mengurangi portofolio di saham.

Seorang manajer investasi asing juga sependapat. "Kami memilih menyetop menambah saham dan sementara pindah ke obligasi," ujarnya.

Sejak IHSG mulai merosot beberapa pekan lalu, Prodjo terpaksa melakukan cut loss saham kapitalisasi besar, seperti sektor perbankan. Direktur Utama PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) itu mengatakan, saat ini tak terlalu optimistis IHSG cepat rebound kembali. Kondisi fundamental makro memburuk dan transaksi semakin sepi. "Saya tidak berani membeli. Lebih baik, menahan diri dan menunggu sampai keadaan membaik," ujar Prodjo kepada KONTAN, Senin (15/6). Dia mengambil posisi hold di semua sektor saham. Argumen dia, IHSG masih berpotensi anjlok hingga ke 4.500, sebab terlalu banyak sentimen negatif. Banyak trading bukan pilihan bijak.

Investor lain, Ellen May lebih memilih menjaga posisi kas. Sejak akhir April lalu, saat IHSG mulai tren turun. Ellen sudah mengurangi porsi trading. Saat ini, portofolio trading Ellen hanya tersisa 20% dari asetnya.

Sama seperti Prodjo, Ellen juga banyak mengambil posisi hold. Ia hanya memanfaatkan pantulan teknikal rebound sesaat untuk meraup cuan.  "Pantulan hanya sementara, saya menyarankan menunggu," imbuh dia.

Apalagi, menjelang puasa dan libur Lebaran, transaksi akan makin sepi. Ellen bilang, jika sampai akhir bulan ini, IHSG gagal bertahan di support 4.880, IHSG bisa menguji level support selanjutnya d 4.500.

Joeliardi Sunendar, investor yang memiliki trustee di luar negeri memang tidak mempunyai target khusus untuk IHSG. Namun dengan jatuhnya beberapa saham yang menarik justru menjadi kesempatan mengakumulasi di harga bawah. "Saya masih menanti waktu yang tepat masuk ke saham di Indonesia," ujar dia.

Belum saatnya beli

Beberapa saham yang menjadi incarannya antara lain, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Bagi dia valuasi saham ini menarik dengan model bisnis menarik. "Saya tunggu harga di bawah Rp 10.000-Rp 11.000 per saham," ujar Joeliardi. Kemarin harga BBRI ada di Rp 10.150, turun 2,17%. Ia juga menanti penurunan harga saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) di bawah Rp 11.000. Dimana saat ini masih di Rp 12.700, turun 4,87%.

Tapi saat ini belum menjadi puncak koreksi IHSG. Ada Fed rate effect yang masih akan menghantam pergerakan harga saham. "Saya menyarankan,  membeli saham harus mempunyai hitungan rasional agar tidak terjeblos. Jangan asal membeli karena sudah koreksi banyak dan ikut omongan orang," ujar Joeliardi.

Saran Ellen lain lagi. Menurut dia, untuk mulai membeli saham sebaiknya menunggu hingga akhir bulan ini, jika IHSG melorot lagi sampai ke 4.500. Level tersebut akan membuat valuasi saham menarik untuk akumulasi bertahap. Saat ini posisi kas berarti agar tetap bisa membeli saham saat harga kembali jatuh.

Prodjo lebih memilih saham-saham ritel, seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). Sedangkan Ellen memilih saham perbankan, konstruksi dan konsumer yang anjlok serta menarik .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×