Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Katalis makroekonomi Indonesia di tahun ini diproyeksikan mampu mendukung pertumbuhan kinerja PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).
Namun, siklus properti yang baru akan kembali terjadi di tahun 2020-2022 masih menekan pertumbuhan kinerja BSDE di tahun ini sehingga belum bisa naik signifikan.
Aurellia Setiabudi, analis PT Maybank Kim Eng Securities mengatakan katalis positif makroekonomi datang dari rupiah yang menguat. Aurellia memproyeksikan di tahun ini rupiah bisa menguat 10%.
"Faktor makroekonomi tersebut harusnya bisa memberikan keuntungan bagi BSDE karena permintaan properti bisa naik dan kerugian kurs berkurang," kata Aurellia dalam riset 7 Desember 2018.
Apalagi, kenaikan suku bunga di tahun ini diperkirakan akan rehat dan investor kembali mengakselerasi permintaan akan residensial.
Dengan asumsi makroekonomi domestik yang semakin kuat di tahun ini, Aurellia memproyeksikan pra-penjualan BSDE bisa naik 2%-8% seiring dengan dukungan kredit dari perbankan.
Senada, Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe mengatakan di tahun ini, kinerja BSDE memang berpotensi tumbuh, tetapi tidak signifikan. Laba bersih dan pendapatan BSDE di tahun ini, Kiswoyo proyeksikan tumbuh 5% hingga 10%.
"Tidak bisa mengharapkan kinerja tumbuh signifikan karena sektor properti baru bisa bangkit secara siklus di tahun 2020 atau 2022," kata Kiswoyo kepada Kontan.co.id, Kamis (17/1).
Di luar faktor belum kembalinya siklus sektor properti, Kiswoyo mengatakan secara fundamental BSDE kuat karena memiliki lahan yang luas. "Fundamental kuat tidak ada masalah, kalau properti yang dilihat kan landbank-nya," kata Kiswoyo.
Adi Prabowo Analis Trimegah Sekuritas menambahkan hingga kuartal III 2018 ketersediaan landbank BSDE berlimpah hingga mencapai 4,74 hektare dan bisa memberikan keunggulan dan kompetitif dalam beradaptasi dengan preferensi harga pasar.
Adi mencatat hingga kuartal III 2018, segmen harga properti senilai Rp 1 miliar hingga Rp 3 miliar menyumbang 41,8% pada penjualan pemasaran.
Sementara, penjualan lahan komersial senilai Rp 775 miliar yang dipesan di kuartal III 2018 berkontribusi 14% terhadap total penjualan pemasaran hingga kuartal III 2018.
"Meski jumlah penjualan tanah menurun dari Rp 3 triliun di tahun lalu, perolehan tersebut masih menunjukkan kenaikan dalam penjualan properti residensial, kami memandang positif kinerja itu karena BSDE mampu mengurangi ketergantungan pada satu penjualan dengan nilai besar," kata Adi, dalam riset 26 Desember 2018.
Adi menilai harga saham BSDE sudah terdiskon cukup besar, ia merekomendasikan buy di target harga Rp 1.630 per saham.
Kompak, Kiswoyo juga masih merekomendasikan buy di target harga Rp 1.800 per saham. Senada, Aurellia merekomendasikan buy di target harga Rp 1.750 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News