Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham papan akselerasi mengalami perlambatan sejak memasuki periode akhir tahun 2023. Situasi ini mencerminkan laju saham di papan akselerasi punya kecenderungan yang berbeda dengan arah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Sebagai gambaran, pada semester I-2023 ketika kinerja IHSG mengalami minus 2,76%, indeks saham papan akselerasi justru ngebut sampai 63,64%. Posisinya berbalik pada akhir tahun 2023, saat IHSG melejit 6,16%, indeks papan akselerasi malah melambat dengan sisa kenaikan 34,48%.
Memasuki pekan pertama tahun 2024, IHSG menembus rekor tertinggi baru (all time high), hingga sempat ke level 7.403. Saat IHSG menanjak 1,07% dan hampir semua indeks melonjak pada pekan lalu, laju papan akselerasi justru negatif 3,07%.
Pada perdagangan Senin (8/1), lagi-lagi laju saham papan akselerasi berbeda arah dengan IHSG. Indeks saham papan akselerasi naik 0,15% ketika IHSG anjlok 0,91% ke level 7.283,57.
Baca Juga: IHSG Tergelincir 0,91% ke 7.283, TPIA, MDKA & INKP Top Losers di LQ45, Senin (8/1)
Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto mengamati, prospek saham papan akselerasi memiliki kecenderungan yang lebih menarik saat IHSG mengalami fluktuasi. Karakteristik ini yang membuat pelaku pasar, terutama pada trader melirik saham papan akselerasi sebagai alternatif ketika IHSG melandai.
Berbeda ketika IHSG dalam tren naik atau kondisi pasar lebih kondusif, pelaku pasar kembali mengalihkan pandangannya kepada saham-saham big caps atau bluechips.
"Ada saham yang akan jadi fokus utama, ada yang jadi alternatif. (Saham di papan akselerasi) umumnya hanya jadi alternatif untuk trader saat IHSG tidak menarik," kata William kepada Kontan.co.id, Senin (8/1).
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer sepakat, saham papan akselerasi umumnya menjadi alternatif ketika IHSG dan saham-saham lapis pertama sedang merosot.
"Biasanya para trader memanfaatkan momentum jangka pendek di papan akselerasi saat performa market sedang lesu," ungkap Khaer.
Dengan tingkat harga yang relatif lebih terjangkau, saham di papan akselerasi mudah terangkat meski tidak ada sentimen signifikan. Tapi mesti dicatat, risiko dan volatilitas di saham papan akselerasi juga tinggi.
Sekadar mengingatkan, papan akselerasi merupakan papan pencatatan yang diisi oleh emiten dengan aset dan kapitalisasi pasar berskala kecil - menengah. Dari 40 saham papan akselerasi yang diperdagangkan, Khaer melirik beberapa di antaranya punya prospek yang cukup apik.
Baca Juga: Berpotensi Terdepak dari Indeks MSCI, Simak Rekomendasi Saham Aneka ANTM Ini
Khaer menyoroti stabilitas pertumbuhan ekonomi akan menjadi katalis penting bagi emiten untuk mengembangkan produk baru.
"Perusahaan-perusahaan berkapitalisasi kecil juga dapat mendorong peningkatan permintaan terhadap produk dan jasa mereka," kata Khaer.
Khaer melirik dua emiten di papan akselerasi yang punya prospek kinerja cukup stabil. Mereka adalah PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP) dan PT Indo Boga Sukses Tbk (IBOS).
Saham CHIP dapat dicermati dengan support Rp 1.990 - Rp 2.000 dan resistance di Rp 2.520 - Rp 2.540. Sementara support IBOS ada di Rp 300 dan resistance pada Rp 360 - Rp 3.70.
Hanya saja, dengan situasi pasar saat ini, dimana sentimen January Effect masih terasa, investor masih lebih memilih saham berkapitalisasi besar dan punya track record kuat. William menambahkan, saham di papan akselerasi juga berisiko karena sebagian besar belum bisa tersimpulkan dari aspek fundamental.
Dus, sentimen pendorong saham papan akselerasi sejauh ini lebih dominan dari pergerakan teknikalnya saja. Sebagai alternatif, William menyodorkan saham CHIP, PT Hoffmen Cleanindo Tbk (KING) dan PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY).
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengingatkan agar pelaku pasar bisa lebih waspada. Karena sebagian papan akselerasi punya kecenderungan yang tidak likuid, sehingga ada bayang-bayang risiko lebih besar.
Sebagai rekomendasi, bisa dipertimbangkan trading buy saham PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC) dengan target harga di Rp 139 - Rp 150. Kemudian speculative buy saham PT Anugerah Spareparts Sejahtera Tbk (AEGS) dengan target harga Rp 89 - Rp 93 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News