kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Panorama menjala laba dari bisnis pameran


Sabtu, 14 Juli 2012 / 08:30 WIB
Panorama menjala laba dari bisnis pameran
ILUSTRASI. Penambangan kripto adalah bisnis besar di China, menyumbang lebih dari setengah produksi Bitcoin global. REUTERS/Tyrone Siu.


Reporter: Muhammad Khairul | Editor: Ruisa Khoiriyah

JAKARta. Jika membandingkan dengan bisnis tambang, boleh jadi bisnis di sektor pariwisata sejauh ini masih kalah seksi.

Namun, dengan kondisi alam Indonesia yang tak terbantahkan keindahan maupun keunikannya, bisnis pariwisata di masa mendatang menyimpan prospek bagus.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, menargetkan, kunjungan wisatawan asing ke Indonesia mencapai 8 juta orang, tahun ini. Pada tahun 2025, jumlah turis asing yang pelesir ke Indonesia ditargetkan sebesar 25 juta orang.

Target itu cukup menggambarkan potensi besar bisnis pariwisata di masa depan. Emiten yang berkecimpung di sektor pariwisata harus bekerja keras agar bisa meraup untung dari peluang itu.

PT Panorama Sentrawisata Tbk salah satunya. Emiten berkode saham PANR ini makin giat berekspansi.

Beberapa waktu lalu, Panorama membentuk perusahaan patungan bersama Reed Elsevier Pte Ltd, korporasi asal Singapura yang bergerak di bidang jasa penyelenggara pameran.Nama perusahaan patungan dua perusahaan itu PT Reed Panorama Exhibition.

Budijanto Tirtawisata, Direktur Utama Panorama Sentrawisata, melihat, potensi bisnis MICE (meeting, incentive, conference, and exhibition) luas dan bisa memperkuat pilar bisnis pariwisata di Indonesia.

Sejauh ini, Indonesia termasuk lemah dari sisi promosi. Produk-produk negeri ini banyak dibeli asing lewat perantara. Nilai tambah bisnis akhirnya dikantongi oleh para perantara itu.

"Pameran ini mempertemukan langsung penjual dari Indonesia dan pembeli dari luar negeri. Kami melihat potensi tersebut,” ungkapnya.

Reed Panorama akan menggelar pameran rutin, sedikitnya dua kali setiap tahun. Anak usaha itu memiliki modal awal Rp 14,4 miliar, dengan nilai modal disetor Rp 3,6 miliar. Langkah ini diharapkan bisa mengerek kontribusi bisnis MICE terhadap pendapatan perusahaan.

Maklum, saat ini, sumbangan sektor MICE bagi Panorama, masih minim. Akhir 2011, Panorama mengantongi 1,48% dari total pendapatan sebesar Rp 2 triliun, dari lini bisnis MICE.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×