Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi industri semen yang masih over supply, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) masih melihat konsumsi pasar nasional tetap tumbuh moderat. Hanya saja, perusahaan semen pelat merah ini belum melihat ada peningkatan pangsa pasar.
Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR menjelaskan, konsumsi semen di Indonesia dapat meningkat 2%-3%. Hal ini didorong permintaan sektor infrastruktur yang masih menggeliat ditambah sektor properti.
"Untuk itu kami menargetkan pangsa pasar Semen Indonesia sebanyak 39,5% di pasar semen nasional atau sama dengan tahun lalu," kata Agung kepada kontan.co.id, Rabu (10/1).
Agung menambahkan, sebanyak 50% produksi semen curah nasional untuk sektor infrastuktur. Ada pun komposisi semen curah sebanyak 30% dari total konsumsi nasional. Sedangkan 70% sisanya untuk kebutuhan ritel.
Namun Agung mengkhawatirkan pada semester I-2019, kebutuhan akan sedikit terhambat. Mengingat adanya waktu Pemilu dan juga Lebaran pada semester pertama tahun ini.
Dari sisi kinerja, SMGR tetap melanjutkan strategi yang diterapkan di tahun 2018 lalu. Yakni fokus pada efisiensi internal Semen Indonesia Group. Khususnya di bagian supply chain, produksi, maintenance, marketing dan unit support.
"Pembenahan juga ada di bagian procurement. Diharapkan kami bisa menekan biaya-biaya," katanya. Sedangkan untuk target kinerja tahun ini, Agung belum bisa menjawab. Sebab dari sisi produksi tahun 2018 belum selesai direkapitulasi.
Akusisi Saham Holcim
Adapun untuk dampak akuisisi saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB), SMGR menargetkan closing deal atas transaksi akuisisi 80,6% saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) akan selesai pada akhir Januari 2019 sampai awal Februari 2019.
Sebelumnya, SMGR mengumumkan telah menandatangani pengikatan jual beli bersyarat untuk mengakuisisi saham mayoritas SMCB yang sebesar 6,17 miliar saham atau senilai US$ 917 juta pada 13 November 2018. Proses akuisisi ini akan dilakukan melalui PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIB) anak usaha SMGR.
"Saat ini kami dalam tahap penuntasan dari sisi administrasi. Bila sudah selesai dampaknya dari sisi kinerja akan tercermin di laporan keuangan tahun 2019," katanya.
Adapun dengan akuisisi ini, Semen Indonesia akan memantapkan kekuatan dari sisi produksi dan distribusi di Indonesia. Khususnya di Pulau Jawa. Mengingat Semen Indonesia belum memiliki pabrik di Jawa Barat. Sedangkan Holcim punya pabrik di Jawa Barat.
Pulau Jawa memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia yakni sebesar 57% di 2018. Sedangkan khusus Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten memiliki pangsa pasar sebesar 22%. Hal ini jadi peluang bagi Semen Indonesia bisa bersaing di area terbesar konsumsi di Indonesia.
Sekedar informasi, Semen Indonesia memiliki kapasitas produksi sebanyak 38 juta ton per tahun. Sedangkan Holcim memiliki kapasitas sebanyak 15 juta ton per tahun. Tahun lalu kapasitas produksi nasional sebanyak 107 juta. Dan tahun 2019 diperkirakan akan bertambah menjadi 110 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News