kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Pandemi covid-19 tidak menghalangi investor asing buru global bond BUMN


Selasa, 05 Mei 2020 / 22:01 WIB
Pandemi covid-19 tidak menghalangi investor asing buru global bond BUMN
ILUSTRASI. Aktivitas karyawan yang memantau perdagangan obligasi atau surat utang di dealing room Bank BRI di Jakarta, Selasa (12/8/2014). Pemerintah kembali melelang tiga seri sukuk atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan target indikatif Rp 1,5 triliun. K


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

Sebelumnya, Hutama Karya mendapat rating korporasi BBB-/AA+ dari Fitch Ratings Indonesia dan rating Baa3 dari Moody's. Sedangkan rating obligasi BBB dari Fitch dan Baa2 dari Moody's.

"Pasar obligasi global di Maret memang jatuh karena pandemi korona tetapi sejak pertengahan April, appetite mulai kembali muncul apalagi global bond yang mendapat government guarantee, makanya kami yakin ini waktu yang tepat untuk menerbitkan global bond meski di tengah pandemi korona," kata Dannif.

Baca Juga: Punya global bond US$ 1 miliar yang jatuh tempo, Pertamina nyatakan siap bayar

Sebelum Hutama Karya merasakan menerbitkan global bond, BUN lain juga sukses menerbitkan global bond, seperti Pertamina, Jasa Marga dan PLN. Menurut Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto daya serap investor domestik lebih banyak pada obligasi pemerintah.

"Investor domestik kini lebih memburu obligasi pemerintah karena memiliki risiko yang jauh lebih rendah," kata Ramdhan.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menambahkan investor domestik saat ini akan lebih ketat dalam masuk ke obligasi korporasi apalagi di tengah masa pandemi korona.

Meski begitu, daya serap investor domestik tetap ada selama perusahaan membutuhkan refinancing atau dari reksadana terproteksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×