kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pan Brothers (PBRX) tetap optimistis raih pertumbuhan pendapatan 10%-15% di tahun ini


Rabu, 16 Oktober 2019 / 20:04 WIB
Pan Brothers (PBRX) tetap optimistis raih pertumbuhan pendapatan 10%-15% di tahun ini
ILUSTRASI. Produsen garmen PT Pan Brothers Tbk (PBRX) pada tahun ini menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10%-15%.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen garmen PT Pan Brothers Tbk (PBRX) pada tahun ini menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10%-15% dibanding realisasi 2018 yang sebesar US$ 611,4 juta. Dengan begitu, perusahaan ini menargetkan pendapatannya pada 2019 bisa mencapai US$ 672,54 juta- US$ 703,11 juta.

Per semester 1-2019, pendapatan PBRX baru sebesar US$ 284,8 juta. Artinya, PBRX baru mencapai 42,35% dari target pendapatannya tahun ini jika menggunakan asumsi pertumbuahn 10% year on year (yoy). Dengan begitu, perusahaan ini masih harus mengejar pendapatan sebesar US$ 387,74 juta - US$ 418,31 juta pada semester II-2019.

Sekretaris Perusahaan PBRX Iswar Deni optimistis PBRX bisa mencapai target pertumbuhan tersebut. Pasalnya, penjualan PBRX memang lebih besar pada paruh kedua karena banyak menjual produk-produk musim dingin.

Baca Juga: Sektor Manufaktur Terpuruk, Tiga Emiten Ini Malah Ketiban Order dari Amerika Serikat

"Produk-produk musim dingin memiliki harga jual yang lebih tinggi. Pasti kami bisa capai target," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (16/10). Tak hanya itu, pertumbuhan penjualan perusahaannya hingga September 2019 ini juga dinilai masih sesuai perhitungan.

Di samping itu, PBRX juga mendapat berkah dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Menurut dia, ada peningkatan pesanan dari para mitra brand yang telah bekerja sama dengan PBRX, terutama untuk produk-produk yang akan dieskpor ke AS, Eropa, dan Asia.

"Perang dagang AS-China pastinya jadi peluang karena China juga sudah mengenakan bea masuk. Buyer AS sudah place order untuk pengiriman tahun 2020, 2021, dan seterusnya," kata  Iswar. Sayangnya, ia enggan memberitahu seberapa besar peningkatan pesanan ekspor tersebut.

Untuk gambaran, emiten berorientasi ekspor ini memiliki mitra brand yang produk-produknya dijual ke mancanegara. Beberapa diantaranya Uniqlo, The North Face, Adidas, Spyder, Kathmandu, Lacoste, Ralph Lauren, dan Columbia. PBRX juga hanya membuat produk-produk sesuai pesanan karena jumlah barang yang diproduksi perusahaan ini beserta tujuan ekspornya akan disesuaikan dengan permintaan pelanggan.

Baca Juga: Wah, Kompetisi Pasar Tekstil di Dalam Negeri Bakal Makin Ketat Akibat Perang Dagang

Sebagai informasi, per Juni 2019, ekspor PBRX mencakup 93,9%  dari total penjualan. Sementara sisanya adalah penjualan lokal. Posisi pelanggan dengan persentase pesanan terbanyak diduduki oleh Uniqlo, yakni sebesar 22%. Disusul oleh Adidas Sourcing Ltd 13% dan The North Face 12%.

Hingga akhir tahun ini, PBRX juga optimistis laba besihnya dapat tumbuh 10%-15% secara tahunan dari realisasi 2018 yang sebesar US$ 16,3 juta. Pada paruh pertama tahun ini, laba besih PBRX sudah mencapai US$ 8,5 juta.

Baca Juga: Fitch Ratings: Perang dagang AS-China ancam sektor tekstil dan garmen domestik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×