kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Paling Apes, Hari ini Rupiah Terpuruk Rp 12.100 per Dolar AS


Kamis, 13 November 2008 / 10:49 WIB
Paling Apes, Hari ini Rupiah Terpuruk Rp 12.100 per Dolar AS


Reporter: Femi Adi Soempeno |

JAKARTA. Rupiah kembali menggeliat hari ini. Hingga pukul 10.31 WIB, nilai tukar rupiah dihargai Rp 11.950 per dolar AS. Rupiah sempat menyentuh level tertingginya Rp 12.025 dan level terendahnya Rp 11.600 per dolar AS.

Rachmat Wibisono, Dealer Valas BRI mengatakan, loyonya rupiah terhadap dolar AS ini tidak disebabkan oleh faktor-faktor domestik, melainkan imbas likuiditas dolar AS yang mengetat di seluruh dunia.

“Hari ini yen menguat terhadap dolar AS. Namun euro melemah terhadap dolar AS, begitu juga GBP. Kalau melemahnya mata uang mereka besar, maka letoinya rupiah juga akan ikut besar,” kata  Rachmat. Ia menegaskan, pergerakan mata uang regional hari ini akan sangat ditentukan oleh negara-negara yang tergabung dalam Group of Seven (G7).

Menurut hitungan Rachmat, rupiah paling mentok akan terpelanting Rp 12.100 per dolar AS. “Jika rupiah bisa bertahan di Rp 11.900 per dolar AS, itu bagus sekali,” katanya.
Munculnya aturan anyar dari Bank Indonesia mengenai pembelian valas senilai diatas US$ 100.000 per bulan harus disertai underlaying transaction dan NPWP, imbuh Rachmat, itu hanya untuk meredam spekulasi saja. "Dengan adanya aturan ini, mudah-mudahan spekulasi bisa dihindari,” ujarnya.

Seperti diketahui, bank sentral tidak membatasi peruntukan pembelian dolar. Orang boleh membeli dolar untuk pendidikan, membayar utang luar negeri, ataupun investasi. Asal, kebutuhannya jelas dan bisa menunjukkan dokumennya. "BI ingin agar permintaan dolar AS sungguh-sungguh hanya untuk membayar kewajiban," kata Rachmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×