kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pajak ekspor akan naik, CPO menanjak


Kamis, 21 Februari 2013 / 07:52 WIB
Pajak ekspor akan naik, CPO menanjak
ILUSTRASI. Petugas melayani konsumen di kantor Prodia Jakarta, Rabu (29/7/2020).


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) masih menunjukkan tren penguatan. Ada spekulasi ekspor dari Malaysia di bulan ini akan meningkat sebelum negara itu meningkatkan pajak ekspor pada Maret 2013.

Harga CPO untuk kontrak pengiriman Mei 2013 di Bursa Malaysia, Rabu (20/2) pukul 18.00 WIB, terkoreksi tipis 0,03% menjadi RM 2.565 per ton. Namun, dalam sepekan harga CPO menanjak 1,70%.

Intertek melaporkan, ekspor CPO dalam 15 hari pertama di Februari meningkat 18% menjadi 673.555 ton dibanding periode yang sama di bulan sebelumnya. Ini lantaran bulan depan, Malaysia akan menaikkan pajak ekspor CPO dari 0% dalam dua bulan pertama di 2013 menjadi 4,5%. "Ini membuat investor membeli lebih banyak CPO sebelum Maret," ujar Josephine Goh, pialang OSK Investment Bank Bhd, kepada Bloomberg.

Selain itu, ada ekspektasi permintaan CPO dari India akan meningkat. Ditambah, kenaikan harga minyak kedelai sebagai substitusi CPO bisa mendorong naik permintaan CPO. Karena, jika dibandingkan dengan harga minyak kedelai ataupun minyak jagung, harga minyak sawit lebih murah. Kenaikan permintaan tentu bisa  mengerek harga CPO.

Masih akan naik

Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri memprediksi, harga CPO masih akan melanjutkan tren kenaikan. Masa panen raya yang akan segera berakhir, menurut Kiswoyo, juga akan mendorong kenaikan harga CPO. Saat ini, fokus produsen kelapa sawit adalah memaksimalkan ekspor, sehingga persediaan berkurang dan harga bisa terus naik sampai pada panen raya berikutnya.

Ariana Nur Akbar, analis senior Monex Investindo Futures berpendapat, kenaikan harga CPO saat ini hanya momentum saja, karena sentimen kenaikan permintaan dari India sudah terjadi sejak pekan lalu. Pasar juga akan menyaring seberapa kompetitif harga CPO dibanding dengan harga produk subsitusinya seperti, minyak kedelai dan minyak jagung.

Secara teknikal, Ariana mengonfirmasi adanya tren kenaikan harga. Indikator exponential moving average (EMA) jangka pendek bergerak naik menjauh dari EMA jangka panjang, mengindikasikan tren kenaikan pada pergerakan harian.     

Moving average convergence divergence (MACD) cenderung bergerak flat, namun masih berada di area positif. Indikator stochastic mulai bergerak ke atas area 80, potensi untuk mencoba menyentuh area 100.    

Sampai akhir pekan ini, Ariana memprediksi, harga CPO akan bergerak di RM 2.558 – RM 2.609 per ton. Sementara, Kiswoyo memprediksi CPO masih akan menguat di RM 2.550 – RM 2.625 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×