Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SHANGHAI. Mata uang China, yuan, mengalami pelemahan paling tajam dalam tiga minggu terakhir. Adanya spekulasi kalau pemerintah setempat akan melakukan apresiasi untuk mengerem laju perlambatan ekonomi di Negeri Panda itu disinyalir menjadi penyebabnya.
Catatan saja, People’s Bank of China menetapkan patokan nilai tukar yuan 0,12% lebih lemah di kisaran 6,7800 per dollar. Perdana Menteri China Wen Jiabao dalam kunjungannya ke provinsi Shaanxi akhir pekan lalu mengatakan, China harus menjaga stabilitas permintaan ekspor dari luar negeri, sejalan dengan meningkatkan konsumsi domestik.
“Pernyataan tersebut memberikan sinyal pemerintah tidak menyetujui adanya apresiasi yuan secara cepat,” jelas Liu Dongliang, Analis China Merchants Bank Co. Dia menambahkan, sejumlah data yang dirilis pada minggu lalu menunjukkan adanya risiko tinggi untuk penurunan lebih tajam di perekonomian China.
Catatan saja, pada pukul 09.49 waktu Shanghai, yuan melemah 0,08% ke posisi 6,7803 per dollar. Sementara pada posisi akhir minggu lalu, yuan ada di level 6,7750. Dengan demikian, yuan mengalami pelemahan paling besar sejak 28 Juni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News