kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Oversupply hantui kinerja emiten semen


Rabu, 01 November 2017 / 21:07 WIB
Oversupply hantui kinerja emiten semen


Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten semen nampaknya belum menunjukkan perbaikan. Di kuartal ketiga ini, laba empat emiten semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih saja terpuruk.

Laba PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) turun hingga 50,16% menjadi Rp 1,46 triliun. Laba PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) pun jeblok 38,46% menjadi Rp 107,53 miliar, sementara laba PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) juga merosot 55,31% menjadi Rp 1,41 triliun. Sedangkan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) harus menanggung kerugian yang membesar 304,96% menjadi Rp 647,9 miliar.

Masih buruknya kondisi kinerja emiten semen ini dipandang Analis Koneksi Kapital Alfred Nainggolan akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2017 ini. Pasalnya, potensi oversupply saat ini masih terus menghantui industri semen Indonesia.

"Jumlah permintaan semen yang lebih sedikit dari total produksi dalam negeri membuat ruang pertumbuhan bagi para emiten semen jadi terhambat. Hal ini membuat potensi penurunan harga semakin besar sehingga sulit bagi emiten semen ini untuk memperbaiki kinerjanya sampai akhir tahun nanti," kata Alfred kepada KONTAN, Rabu (1/11).

Ia juga memprediksi, kinerja saham semen di tahun 2018 mendatang akan cenderung stagnan. Potensi kelebihan pasokan ditambah dengan biaya produksi yang masih tinggi lantaran naiknya harga batubara memperlambat kinerja emiten semen.

Di sisi lain, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee melihat, kinerja emiten semen berpotensi untuk membaik ke depannya seiring dengan pertumbuhan pasar properti di Indonesia. Menurut Hans, sebagian besar penjualan semen banyak diserap oleh industri properti.

Mulai menggeliatnya industri ini di tahun 2017 dan di tahun-tahun mendatang mampu membuat kinerja emiten semen ikut terdorong ke depannya. "Bangkitnya industri properti juga bisa membuat demand semen jadi bertambah sehingga masalah oversupply jadi bisa teratasi seiring dengan waktu," kata Hans.

Adapun Alfred masih merekomedasikan hold untuk saham semen. Ia menargetkan saham SMGR di harga Rp 10.600 per saham, sementara saham INTP ditargetkan di harga Rp 18.125 per saham.

Pada penutupan perdagangan Rabu (1/11), saham SMGR ditutup di level Rp 10.500, SMBR di angka Rp 2.800, INTP di level Rp 22.175, dan saham SMCB di harga Rp 820 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×