Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Noverius Laoli
Menurutnya, marjin laba kotor GGRM akan cenderung stabil di level saat ini, seiring dengan minimnya fleksibilitas dari perusahaan untuk melakukan penyesuaian harga di tengah kondisi daya beli konsumen yang masih cenderung lemah.
Ditambah lagi, memasuki paruh kedua tahun ini, pemerintah memberlakukan PPKM Darurat yang kembali menekan tingkat mobilitas masyarakat, khususnya di pusat perbelanjaan dan juga wilayah perkantoran. Rendy menyebut hal ini akan menurunkan permintaan rokok dan menekan kinerja GGRM pada kuartal III-2021.
Baca Juga: IHSG dibuka menguat pada awal perdagangan Jumat (30/7), asing borong BBCA, BBRI, IPTV
Sejalan dengan hal tersebut, Rendy pun menurunkan proyeksi pendapatan dan laba bersih GGRM pada tahun ini. Perkiraannya, pendapatan yang dikantongi akan sebesar Rp 119,64 triliun dengan laba bersih Rp 4,37 triliun.
“Kami mempertahankan outlook netral untuk GGRM seiring potensi tertekannya kinerja GGRM akibat turunnya permintaan dan daya beli masyarakat yang masih lemah,” imbuh Rendy.
Saat ini Panin Sekuritas merekomendasikan untuk Hold saham GGRM dengan target harga yang lebih rendah, yakni Rp 34.500 per saham (Sebelumnya Rp 36.200).
Selanjutnya: Evaluasi mayor, saham CTRA dan BTPS terdepak dari Indeks LQ45
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News