kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Outflow asing di pasar saham Indonesia diprediksi berlanjut hingga Mei 2021


Senin, 26 April 2021 / 19:41 WIB
Outflow asing di pasar saham Indonesia diprediksi berlanjut hingga Mei 2021
ILUSTRASI. Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi jual bersih investor asing masih berlanjut hingga Senin (26/4), yaitu mencapai Rp 226,88 miliar di seluruh pasar. Berdasarkan data RTI, pergerakan tersebut menandai aksi jual bersih asing dalam tiga bulan terakhir yang mencapai Rp 5,81 triliun. Meski bila dilihat sejak awal 2021, asing masih mencatatkan beli bersih Rp 5,57 triliun. 

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menjelaskan terdapat beberapa faktor yang berpotensi memicu arus dana keluar ini. Salah satu faktor utamanya adalah antisipasi pelaku pasar terhadap data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2021. 

Sebelumnya, Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkontraksi 1% secara tahunan (yoy) hingga 0,1% yoy di kuartal I-2021. Di sisi lain, data-data ekonomi di Amerika Serikat (AS) relatif konsisten menunjukan tanda-tanda akselerasi pertumbuhan ekonomi di AS.

Meski demikian, lanjut Valdy, sejumlah data ekonomi domestik terbaru, seperti kenaikan nilai ekspor-impor di Maret 2021, perbaikan penjualan m

Baca Juga: Modal asing keluar cukup deras, investor bisa memanfaatkan pelemahan saham big caps

"Hal ini cukup meredam kecenderungan net sell investor asing, sehingga meski investor asing masih cenderung mencatatkan net sell, namun nilainya tidak sesignifikan di akhir Maret dan pekan pertama April 2021," jelas Valdy, Senin (26/4). 

Oleh sebab itu, outflow diperkirakan masih akan berlanjut, setidaknya di April-Mei 2021 mengingat ada kekhawatiran data-data ekonomi, terutama di sisi konsumsi yaitu consumer confidence dan Indeks Penjualan Riil di April dan Mei yang masih belum sepenuhnya pulih. Hal ini sejalan dengan adanya perpanjangan penerapan kebijakan PPKM Mikro dan kebijakan larangan mudik. 

"Sebab, berdasarkan data historis, umumnya consumer confidence dan retail sales mencapai salah satu puncaknya di periode ini, selain yang tertinggi umumnya dicapai di akhir tahun," imbuhnya. 

Meski demikian, di bulan Juni 2021 dan terutama semester dua kondisi diperkirakan lebih baik. Hal ini tercermin dari indeks ekspektasi kondisi ekonomi (IEK) Maret 2021 yang tercatat sebesar 114,1. Level indeks ini meningkat dibandingkan Februari yang masih berada di 106,5. 

"Beberapa waktu terakhir dan hingga saat ini saya rasa kepemilikan asing dan domestik relatif berimbang. Oleh sebab itu, investor domestik tidak perlu sampai istilahnya melakukan panic selling," lanjutnya.

Sebab untuk jangka menengah, masyarakat Indonesia relatif yakin dengan ekonomi Indonesia. Selain itu, Indonesia juga masih menarik bagi investor. Data terbaru menunjukan bahwa realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp 219,7 triliun di kuartal I-2021, naik 2,3% secara kuartalan atau naik 4,3% yoy.

Program vaksinasi juga cukup positif. Kabar terbaru Indonesia diperkirakan kembali menerima 7 juta - 10 juta dosis vaksin berbentuk bahan baku dari Sinovac pada akhir April, dan ada kabar Indonesia akan memperoleh 3,8 juta vaksin AstraZeneca dari GAVI malam ini (26/4). Dengan demikian, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi di 2021 sebesar 4,1% yoy hingga 5,1% yoy di tahun 2021. Membaik dibanding realisasi 2020.

Selanjutnya: Minim Sentimen, IHSG Hari Ini (23/4) Masih Betah di Jalur Bearish

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×