Reporter: RR Putri Werdiningsih, Wuwun Nafsiah, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Otot rupiah mencoba untuk mengencang di tengah prospek kenaikan suku bunga The Fed pekan ini. Mengacu data Bloomberg, pukul 10.18 WIB, rupiah pasar spot bergerak ke Rp 13.349 per dollar AS atau menguat 0,20% dari posisi akhir pekan lalu Rp 13.376 per dollar AS.
Seirama, rupiah pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) ke Rp 13.364 per dollar AS atau menguat 0,22% dari posisi akhir pekan Rp 13.393 per dollar AS.
Putu Agus Pransuamitra, Head of Forex Market Desk PT Monex Investindo Futures menyatakan probabilitas kenaikan suku bunga The Fed bulan ini dipicu membaiknya data tenaga kerja negeri Uak Sam yang rilis akhir pekan lalu. ME Group's FedWatch pekan lalu menyebutkan, potensi kenaikan suku bunga The Fed mencapai 92%.
Sekadar informasi, data Non-Farm PayrollAS pada Februari 2017 tercatat naik 235.000 orang. Sementara tingkat pengangguran turun menjadi 4,7%, sesuai prediksi.
Nilai tukar rupiah diperkirakan tidak akan anjlok terlalu dalam jika The Fed jadi menaikkan suku bunganya. Salah satunya karena pekan ini rupiah mendapat sokongan dari rilis neraca perdagangan.
Bahkan, sebelum pertemuan FOMC, rupiah punya kesempatan untuk unggul. Itu sebabnya, Putu memprediksi, rupiah bisa bergerak di kisaran Rp 12.270-Rp 13.450 per dollar AS sebelum FOMC. Tapi, "Jika suku bunga naik, valuasi rupiah melemah ke Rp 13.500," katanya.
Sementara, Lana Soelistianingsih, Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen, menilai, pasar sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed sejak pekan lalu. Makanya, jika suku bunga The Fed naik, rupiah hanya melebar ke Rp 13.420 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News