kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Otot rupiah bakal disokong fundamental domestik


Senin, 12 Februari 2018 / 18:59 WIB
Otot rupiah bakal disokong fundamental domestik
ILUSTRASI. Rupiah di Bank Indonesia


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen global masih berimbas negatif pada pergerakan rupiah, hari ini. Namun, dengan sokongan fundamental domestik yang kuat, rupiah berpotensi berbalik arah menguat, besok.

Mengutip Bloomberg, Senin (12/2), nilai tukar rupiah di pasar spot melemah tipis 0,08% ke Rp 13.639 per dollar Amerika Serikat. Ini level terlemah rupiah sejak Juni 2016. Namun, kurs tengah Bank Indonesia mencatatkan penguatan rupiah sebesar 0,25% ke Rp 13.609 per dollar AS.

Pelemahan rupiah hari ini melanjutkan sentimen volatilitas global di mana yield surat utang AS tenor 10 tahun terus stabil di atas level 2,8% dalam sepekan terakhir. "Hal ini jadi faktor negatif di bond market Indonesia dan membuat investor asing mengurangi posisi mereka di surat utang kita," jelas Ekonom Bank Permata Josua Pardede, hari ini.

Porsi asing di pasar Indonesia sedang tarik ulur. Mengutip data DJPPR per 9 Februari, kepemilikan asing di SBN turun 0,03% menjadi Rp 862,04 triliun. Di pasar saham, hari ini, asing masih melakukan aksi jual di seluruh pasar saham dengan net sell sebesar Rp 582,2 miliar.

"Bursa saham regional sudah cukup positif, IHSG juga menguat menandakan investor regional dan domestik sudah mulai pulih," jelasnya.

Josua melihat minat investor lokal mulai bergerak positif, sehingga memberi potensi penguatan terhadap pasar investasi Indonesia. Apalagi, fundamental Indonesia yang baik telah terkonfirmasi melalui data defisit transaksi berjalan yang turun menjadi 1,7% dari PDB, dari sebelumnya 1,8% dari PDB.

Dengan pertimbangan tersebut, Josua menduga, Selasa (13/2), kurs rupiah berpotensi menguat ke Rp 13.580-Rp 13.680 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×