Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
John memastikan, LPKR telah berhasil mengeksekusi berbagai rencana bisnis seperti penyelesaian penawaran umum terbatas LPKR, pembiayaan kembali obligasi sejumlah US$ 325 juta, penawaran obligasi tambahan sebesar US$ 95 juta, penawaran tender obligasi, aksi buyback saham.
Baca Juga: Meikarta dan Siloam bekerja sama bangun fasilitas tambahan untuk pasien Covid-19
Juga memperbesar kepemilikan saham di Siloam Hospitals (SILO) dan Lippo Cikarang (LPCK). Berbagai aksi korporasi itu, diyakini John, akan memperkuat kinerja LPKR, sekaligus menurunkan rasio utang terhadap ekuitas Perseroan ke tingkat industri yang rendah yaitu 21%.
Likuiditas LPKR juga saat ini terjaga. Manajemen LPKR optimistis buyback akan membantu menstabilkan harga saham.
“Perseroan telah membuat perencanaan dalam memperkuat posisi keuangannya sehingga memiliki fleksibilitas di pasar keuangan yang sangat fluktuatif. Fundamental perseroan saat ini kuat dimana sebagian besar dari pendapatan LPKR bersifat berulang atau recurring income yang didukung oleh Siloam Hospitals,” ucap John.
Pembelian saham SILO dan LPCK oleh LPKR dilakukan saat valuasi harga sahamnya sangat menarik. Hal ini disebabkan terjadinya koreksi pasar dalam beberapa minggu terakhir. Oleh karenanya, perusahaan dapat membeli saham dengan diskon menarik untuk industri pada harga rata-rata EV / EBITDA selama 5 tahun terakhir.
Harga rata-rata akuisisi SILO dan LPCK berada di bawah 10x EV / EBITDA, sementara rekan-rekannya secara historis diperdagangkan pada EV / EBITDA rata-rata lebih dari 20x. Di LPCK, diskon ke NAV lebih dari 91% pada harga transaksi rata-rata, diskon signifikan untuk rata-rata sejawat.
John menegaskan, LPKR tetap konsisten dalam rencana bisnis untuk fokus pada properti dan layanan kesehatan sebagai bisnis inti. Dalam masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, berdasar analisis internal tindakan paling bijaksana meningkatkan kepemilikan di anak perusahaan utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News