Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sudah merancang paket stimulus ekonomi bagi orang kaya guna meningkatkan laju konsumsi rumah tangga secara nasional setelah pandemi Covid-19 mulai mereda.
Rancangan paket insentif ekonomi buat orang kaya ini masuk dalam desain Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam rangka penanganan dampak virus corona Covid-19. Adapun, salah satu target paket stimulus ekonomi yang menyasar masyarakat kelas menengah atas melalui dukungan kepada sektor pariwisata.
Paket kebijakan stimulus ekonomi untuk orang kaya Indonesia ini antara lain: diskon tiket maskapai penerbangan, hotel, restoran, hingga voucer makanan lewat aplikasi online. Rencananya, pemerintah mengusulkan anggaran Rp 25 triliun untuk program insentif buat orang kaya ini.
Baca Juga: Eastparc Hotel (EAST) telah menyelesaikan buyback dengan total nilai Rp 1,51 miliar
Menanggapi hal ini, Direktur Pemasaran PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) Wahyudi Eko Sutoro mengatakan, dampak stimulus tersebut tergantung dari skema pemerintah dalam memberikan subsidi dari setiap transaksi harga kamar hotel yang kemungkinan berkisar 30%. Dia mengungkapkan, stimulus tersebut belum cukup untuk kembali memulihkan sektor pariwisata, termasuk perhotelan.
"Karena dampak yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19 begitu besar untuk sektor pariwisata khususnya perhotelan," kata Wahyudi kepada Kontan, Selasa (19/5). Selain stimulus tersebut, Yudi menambahkan, perusahaan ini juga memerlukan pelonggaran pajak seperti pajak pembangunan 1 (PB1) serta pajak bumi dan bangunan (PBB).
"Khususnya untuk PB1 diperpanjang hingga 1 tahun dan sebaiknya mulai pada Juni atau Juli sehingga perlu adanya revisi. Penghapusan biaya abonemen untuk listrik dan PDAM juga diperlukan," papar Yudi.
Baca Juga: Okupansi menyusut, emiten perhotelan kompak lakukan efisiensi
Dari Maret 2020, kinerja EAST memang tertekan adanya penyebaran Covid-19. Hal ini dapat dilihat dari tingkat okupansi hotel bulan Januari 2020 mencapai 74%, Februari 84%, kemudian mulai menyusut pada Maret hanya 44%, serta April tersisa 1,30%. "Bahkan okupansi pada Mei 0%. Sehingga EAST melakukan langkah-langkah untuk efisiensi untuk menekan biaya operasional," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News