Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
Mengutip data People Bank of China (PBOC), Bank Sentral China menaikkan kepemilikan emas menjadi 62,45 juta ons pada Agustus dari 62,26 juta pada bulan sebelumnya. Dalam tonase, arus masuk emas PBOC periode Agustus mencapai 5,91 ton, bertambah sekitar 94 ton dalam total 8 bulan sebelumnya.
Seperti yang diketahui, harga emas terus bergerak mendekati level tertingginya sejak 6 tahun terakhir karena bank sentral di seluruh dunia memangkas suku bunga acuannya dan membeli emas sebagai cadangannya.
Selanjutnya, pasar akan fokus terhadap pertemuan European Central Bank (ECB) pada pekan ini dan pertemuan The Fed pada pekan depan terkait dengan proyeksi pemangkasan suku bunga oleh masing-masing bank sentral tersebut.
Baca Juga: Harga emas spot masih bercokol di US$ 1.489,07 per ons troi
Secara teknikal, Sakti memaparkan pergerakan grafik daily untuk indikator Moving Average Exponential (EMA) dengan kondisi yang melebar menunjukkan arah harga turun. Selanjutnya, pada indikator Relative Strengh Index (RSI) berada di area +43,60 yang menunjukkan arah harga berpotensi untuk turun.
Selanjutnya, pada indikator Commodity Channel Index (CCI) berada di area -127,95 yang menunjukkan harga di area oversold. Dengan begitu, secara umum emas masih berpotensi untuk lanjutkan koreksi pada perdagangan selanjutnya.
"Rekomendasi trading untuk emas adalah sell selama harga di bawah US$ 1.480 per ons troi," ungkapnya.
Adapun untuk harian, harga diperkirakan bergerak pada level resistance antara US$ 1.510,82 per ons troi dan US$ 1.522,13 per ons troi. Sedangkan untuk level support harian yakni US$ 1.492,87 per ons troi dan US$ 1.486,23 per ons troi.
Sementara itu, untuk level resistance pada selama setahun diprediksi berada di rentang US$ 1.615,70 per ons troi, US$ 1.731,90 per ons troi hingga US$ 2.022,90 ons troi untuk level resistance. Sedangkan level support selama setahun berada di kisaran US$ 1.324,70 per ons troi, US$ 1.149,90 per ons troi dan US$ 858,90 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
