kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.224   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.104   7,49   0,11%
  • KOMPAS100 1.061   -0,99   -0,09%
  • LQ45 835   -0,72   -0,09%
  • ISSI 215   0,47   0,22%
  • IDX30 426   -0,26   -0,06%
  • IDXHIDIV20 514   0,82   0,16%
  • IDX80 121   -0,11   -0,09%
  • IDXV30 125   -0,43   -0,34%
  • IDXQ30 142   0,04   0,03%

Optimisme pemulihan ekonomi jadi faktor pendongkrak pasar saham di sisa tahun ini


Senin, 25 Oktober 2021 / 11:05 WIB
Optimisme pemulihan ekonomi jadi faktor pendongkrak pasar saham di sisa tahun ini
ILUSTRASI. Pasar saham masih memiliki prospek yang menarik di sisa tahun 2021


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham Indonesia diyakini masih akan memiliki prospek yang menarik pada sisa akhir tahun ini. Optimisme pemulihan ekonomi masih akan jadi tema utama yang mendorong pasar.

Equity Portfolio Manager Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Andrian Tanuwijaya mengatakan, optimisme pemulihan aktivitas ekonomi menjadi tema utama bagi pasar saham Indonesia pada kuartal empat di tahun ini. Apalagi, fundamental Indonesia semakin baik seiring rupiah yang relatif kuat, imbal hasil obligasi Indonesia stabil dan rilis data ekonomi menunjukkan pemulihan.

Hal tersebut diharapkan bisa menjadi faktor sentimen yang dapat mengejar ketertinggalannya dan pasar saham Indonesia bisa menguat sesuai potensinya.

Apalagi, antusiasme dan optimisme pelaku pasar akan pemulihan aktivitas domestik sudah terlihat dari meningkatnya inflow baik dari investor lokal maupun asing. Rata-rata nilai perdagangan harian selama minggu pertama di bulan Oktober mencapai level tertinggi sejak Januari 2021 sebesar Rp 15,5 triliun.

“Beberapa katalis positif seperti meningkatnya vaksinasi, membaiknya kepercayaan konsumen, kenaikan harga komoditas dan perbaikan earnings perusahaan diharapkan dapat mendorong penguatan pasar saham Indonesia sampai dengan akhir tahun,” kata Andrian dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Minggu (24/10).

Baca Juga: IHSG melemah tipis ke 6.640 pada pagi ini (25/10), asing lepas BBCA, BBRI, ADRO

Mengenai krisis energi yang mengakibatkan kenaikan harga komoditas, Andrian melihat dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan batubara di Indonesia akan mulai terasa dalam beberapa kuartal ke depan.

Selain itu, kondisi operasional dan neraca perusahaan juga jauh lebih solid karena sebagian besar perusahaan batubara sudah melakukan program efisiensi dan manajemen keuangan yang konservatif selama periode downturn beberapa tahun terakhir.

Andrian juga mengingatkan bahwa kenaikan harga komoditas bukan hanya berdampak positif pada perusahaan produsen barang komoditas tersebut, tetapi juga memberikan trickle-down effect terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Hal ini seiring dengan ikut meningkatnya nilai ekspor dan kesejahteraan masyarakat yang bekerja atau berhubungan dengan sektor yang bersangkutan. Pada akhirnya, diharapkan hal tersebut mampu mengembalikan keyakinan investor terhadap pasar modal Indonesia.

Di satu sisi, Andrian juga mengamati terjadinya shifting dari new economy ke old economy dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut dia, setelah Indeks LQ45 sempat underperformed dibandingkan IHSG sebesar 13%,  fenomena rotasi sektoral yang terjadi belakangan merupakan hal yang wajar. Ditambah lagi, berita positif seperti angka Covid-19 yang terus menurun secara konsisten turut menjadi katalis positif untuk sektor old economy.

“Dalam pengelolaan portofolio kami selalu menjaga keseimbangan eksposur portofolio antara sektor conventional economy yang diuntungkan dengan pemulihan makro ekonomi Indonesia, dengan sektor ekonomi digital yang kami percaya memiliki prospek struktural jangka panjang yang positif,” imbuhnya.

Baca Juga: Langsung kena ARA, saham Ace Oldfields (KUAS) melesat 34,36% di awal perdagangan

Ke depan, dirinya menilai, ketersediaan vaksinasi yang luas, efektivitas penanganan pandemi, serta komunikasi pemerintah dan bank sentral akan perubahan kebijakan moneter dan fiskal adalah beberapa faktor risiko utama yang perlu dicermati investor. Selain itu, kualitas dari rilis data ekonomi dalam beberapa bulan mendatang akan mempengaruhi bagaimana pengetatan kebijakan moneter global akan dilakukan.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Andrian bilang, dalam mengatur portofolio investasi, pihaknya tetap fokus untuk mengidentifikasi peluang investasi melalui proyeksi makro ekonomi dan analisa fundamental di masing-masing emiten.

Ia membeberkan, pihaknya mengedepankan peluang investasi dari tiga tema utama, yakni conventional economy yang diuntungkan dari pemulihan aktivitas domestik. Lalu, e-economy yang didukung oleh prospek pertumbuhan tinggi ekonomi digital. Serta meningkatnya permintaan energi terbarukan yang mendukung green economy.

“Di samping itu kami juga terus mencermati likuiditas dan volatilitas untuk memastikan pengelolaan investasi memberikan hasil optimal dengan risiko yang terkendali,” pungkas Andrian.

Selanjutnya: Jokowi angkat Ivan Yustiavandana sebagai Kepala PPATK 2021-2026

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×