Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Surat Utang Negara (SUN) diperkirakan akan mengalami kenaikan pada perdagangan Selasa (26/2). Hal ini seiring dengan optimisme para pelaku pasar global terhadap kelanjutan negosiasi dagang antara AS dan China serta stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra menyampaikan, sentimen positif juga hadir dari dalam negeri yakni pelaksanaan lelang SUN pada hari ini. Dalam lelang kali ini, pemerintah memiliki target indikatif sebesar Rp 15 triliun.
“Kami perkirakan para pelaku pasar masih akan mencermati pelaksanaan lelang sebelum kembali melakukan transaksi di pasar sekunder,” ungkapnya dalam riset harian yang diterima Kontan.co.id.
Dengan beberapa faktor tadi, Made menyarankan SUN dengan tenor pendek dan menengah sebagai pilihan investasi. Selain itu, investor juga disarankan tetap mencermati arah pergerakn harga SUN di pasar sekunder serta fokus terhadap pergerakan kurs rupiah.
Adapun seri-seri yang menari dikoleksi pada hari ini di antaranya adalah FR0069, FR0061, FR0053, FR0063, FR0070, dan FR0056.
Sebelumnya, harga SUN mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin (25/2) di tengah makin dekatnya proses perdamaian antara AS dan China sehingga berdampak positif terhadap pergerakan nilai tukar rupiah.
Harga SUN seri acuan tenor 5 tahun mengalami kenaikan sebesar 6 bps yang berdampak pada penurunan imbal hasil sebesar 1,4 bps. Harga SUN seri acuan tenor 10 tahun mengalami kenaikan hingga 31 bps yang mendorong penurunan imbal hasil sebesar 4,3 bps.
SUN seri acuan tenor 15 tahun mengalami penurunan harga hingga 5 bps yang menyebabkan kenaikan imbal hasil sebesar 1 bps. SUN seri acuan tenor 20 tahun mengalami kenaikan harga sebesar 13 bps yang membuat imbal hasilnya turun hingga 1,3 bps.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun ditutup mengalami penurunan sebesar 1 bps ke level 2,663%. Begitu pula dengan US Treasury tenor 30 tahun yang mengalami penurunan imbal hasil sebesar 0,7 bps ke level 3,025%. Penurunan imbal hasil tersebut terjadi di tengah kondisi pasar saham AS yang bergerak menguat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News