kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Omicron membayangi, bagaimana prospek IHSG sampai akhir tahun?


Senin, 06 Desember 2021 / 06:30 WIB
Omicron membayangi, bagaimana prospek IHSG sampai akhir tahun?


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Penyebaran varian baru Covid-19, omicron menekan berbagai indeks bursa saham di Asia. Termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Selama pekan lalu, serdasarkan data Bloomberg, IHSG turun 1,7%. Namun, penurunan IHSG lebih kecil dibandingkan dibandingkan Nikkei yang anjlok 5,9%, Hang Seng Index turun 3,8%, Strait Times Index turun 4%, PSE Composite Index turun 5%, SET Index turun sekitar 3%.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakanm penurunan IHSG lebih kecil dibandingkan indeks bursa saham lain karena ditopang sentimen omnibus law. "Memang masih ada kata revisi, tetapi dari pemerintah sudah menegaskan investasi tetap berjalan seperti biasa dan omnibus law akan menjadi program prioritas DPR," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (5/12).

Hal tersebut membuat investor dan pelaku pasar lebih optimistis lantaran kebijakan tersebut berpeluang menciptakan foreign direct investment (FDI) yang lebih besar. Menurutnya, hal itu akan menjadi tolok ukur ekonomi Indonesia jangka panjang.

"Tahun ini, memang omnibus law belum menunjukkan giginya, tetapi jangka panjang kami yakin akan menjadi pintu untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik sehingga membuat pelaku pasar cenderung optimis," ujarnya.

Baca Juga: IHSG bearish, ini saham-saham yang banyak dijual asing selama sepekan ini

Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana melanjutkan kondisi kesehatan dan pemulihan ekonomi di Indonesia hingga saat ini relatif baik. Sehingga investor lokal belum berpandangan negatif terhadap bursa terkait varian omicron.

Dia melanjutkan, memang saat ini IHSG mulai mengalami koreksi. "Masih koreksi wajar yang disebabkan kondisi tapering dan kekhawatiran kenaikan suku bunga yang menjadi katalis negatif," jelasnya.

Walau saat ini masih perkasa dibandingkan bursa Asia lainnya, Wawan menilai, bisa saja situasi berubah dan IHSG kalah pamor. Hal itu akan terjadi jika ada peningkatan jumlah kasus Covid-19 yang terindikasi akibat omicron sehingga akan memicu PPKM yang lebih ketat di Indonesia.

Melihat data, penyebaran omnicron terbilang cepat. Sejak diumumkan pertama kali pada akhir November lalu, hingga saat ini omicron telah menyebar ke 38 negara.

Kendati begitu, kedua analis sepakat, hingga tutup tahun IHSG masih diproyeksikan mampu mengalami penguatan. mengkalkulasi pada akhir tahun ada probabilitas di atas 55% window dressing akan terjadi.

"Namun tentunya tidak bisa terjadi begitu saja. Dibutuhkan booster sentimen positif dari upaya yang dilakukan pemerintah," sebutnya.

Oleh karenanya, pelaku pasar saat ini juga akan memperhatikan langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam mengantisipasi penyebaran omicron. Di sisi lain, pasar juga akan mencermati prospek bisnis emiten di tahun depan.

Hingga akhir tahun, Nico memproyeksikan batas bawah IHSG akan berada di level 6.480 dan batas atas di 6.600. Sementara, Wawan memprediksi IHSG pada akhir tahun berada di level 6.700.

Baca Juga: Begini proyeksi IHSG dan rekomendasi saham untuk perdagangan Senin (6/12)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×