kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Oktober 2016, reksadana saham paling tokcer


Selasa, 01 November 2016 / 18:57 WIB
Oktober 2016, reksadana saham paling tokcer


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Reksadana saham membukukan kinerja paling cemerlang sepanjang Oktober 2016. Mengacu Infovesta Utama per Oktober 2016, rata-rata return reksadana saham melaju 0,22% (MoM).

Ini melampaui performa reksadana campuran yang merosot 0,19% serta reksadana campuran yang tertekan 0,83% periode sama. Secara year to date (YtD), jenis reksadana saham juga mencetak return tertinggi yakni 12,81%.

Direktur Riset & Investasi PT Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengungkapkan, pertumbuhan return reksadana saham disokong oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melonjak 1,08% (MoM) per Oktober 2016. Ini didukung oleh ekspektasi kenaikan harga minyak dunia yang bakal diiringi dengan penguatan harga komoditas lain, semisal batubara.

Apalagi China juga memangkas produksi batubara dan mengalihkannya ke gas serta minyak bumi. “Suplai jadi berkurang dan harga batubara naik ke US$ 80-an per metrik ton,” imbuhnya.

Rudiyanto, Direktur PT Panin Asset Management berpendapat, kinerja reksadana saham pada Oktober 2016 berasal dari keberhasilan kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty). “Katalis positif cuma dari keberhasilan amnesti pajak periode satu lalu,” tukasnya.

Sejatinya, Rudiyanto menilai berbagai sentimen negatif membalut bursa saham domestik bulan lalu. Pelaku pasar cenderung wait and see terkait pemilihan umum Amerika Serikat (AS) pada 8 November 2016, rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed), serta denda yang menimpa Deutsche Bank.

Washington mengenakan denda sebesar US$ 14 miliar untuk bank asal Jerman tersebut. Isu berembus ada potensi gagal bayar dan krisis finansial dari kasus ini.

Senior Research Analyst pasardana.id Beben Feri Wibowo sepakat, IHSG cenderung sideways pada Oktober 2016. Maklum, pelaku pasar khususnya investor asing cukup konservatif di tengah periode rilisnya data ekonomi dalam negeri.

“Seperti laporan keuangan emiten dan tentu yang ditunggu-tunggu data pertumbuhan ekonomi dalam negeri kuartal III 2016,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×