kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

OJK: Pasar modal Indonesia jadi tempat yang tepat untuk investasi


Kamis, 18 Maret 2021 / 18:57 WIB
OJK: Pasar modal Indonesia jadi tempat yang tepat untuk investasi
ILUSTRASI. IHSG yang telah kembali ke atas level 6.000 setelah mencapai posisi terendah di 3.937,63 pada 23 Maret 2020.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, industri pasar modal telah pulih setelah terkontraksi sebagai dampak pandemi Covid-19. Hal tersebut terbukti dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah kembali ke atas level 6.000 setelah mencapai posisi terendah di 3.937,63 pada 23 Maret 2020.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen M.M. mengatakan, per 15 Maret 2021, IHSG sudah berada di level 6.324 atau meningkat 5,8% dibanding posisi per akhir Desember 2020 di 5.979. "Berbagai capaian tersebut memberikan optimisme bahwa pasar modal Indonesia telah bergerak ke arah positif dan dianggap tempat yang tepat bagi investor lokal dan global untuk investasi," kata Hoesen dalam acara Virtual Seminar LPPI #43, Kamis (18/3).

Menurut Hoesen, kinerja IHSG ini lebih baik dibandingkan beberapa bursa lain di Asia Tenggara. Sebagai contoh, per 15 Maret 2021, indeks utama bursa Malaysia tercatat masih minus 0,45% year to date (ytd) dan Filipina negatif 8,2% ytd.

Sejalan dengan kenaikan IHSG tersebut, kapitalisasi pasar saham di Indonesia sepanjang 2021 sudah naik 6,2% per 15 Maret 2021. Kapitalisasi pasar saham bertambah Rp 432 triliun, dari Rp 6.968 triliun menjadi Rp 7.400 triliun.

Baca Juga: 2021 jadi tahun aset berisiko, IHSG diproyeksikan menuju 6.900

Nilai aktiva bersih (NAB) reksadana juga naik 1,5%, dari sekitar Rp 570 triliun menjadi sekitar Rp 580 triliun. NAB tersebut berasal dari produk reksadana yang mencapai 2.237 produk.

Lebih lanjut, dari sisi suplai, terdapat 26 penawaran umum baik berbentuk efek maupun surat utang dengan keseluruhan nilai emisi Rp 27,98 triliun sampai tanggal 6 Maret 2021. Sementara dari segi permintaan, Hoesen menyampaikan bahwa jumlah investor retail sepanjang tahun ini mencatatkan pertumbuhan signifikan.

Menurut dia, sampai dengan 28 Februari 2021, terdapat sebanyak 4,5 juta Single Investor Identification (SID). Jumlah ini meningkat 16,23% dibanding posisi akhir Desember 2020 yang berkisar 3,8 juta SID.

Baca Juga: Ini upaya otoritas pasar perkuat tata kelola dari sisi investor & perusahaan publik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×