kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

OJK mulai dekati pengusaha


Selasa, 18 Maret 2014 / 17:08 WIB
OJK mulai dekati pengusaha
ILUSTRASI. Promo Geprek Bensu Beli 1 Gratis 1 ini berlaku khusus untuk pembelian lewat GrabFood (Dok/Geprek Bensu)


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai melakukan pendekatan dengan sejumlah pengusaha. Hal ini guna menarik sejumlah korporasi masuk pasar modal, salah satunya melalui penawaran perdana saham (IPO).

Hari ini, OJK menggelar pertemuan dengan sejumlah pihak, di antaranya para self regulatory organizations (SRO), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Asosiasi Plstik Hilir Indonesia (Aphindo), dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). 

Selain itu, juga ada Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), dan beberapa kantor akuntan publik. 

Muliaman Darmansyah Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan, jumlah emiten di Indonesia saat ini masih di bawah beberapa negara tentangga. Saat ini, jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 489 perusahaan. 

Di Thailand, jumlah emiten yang tercatat mencapai 585 perusahaan, Singapura sekitar 774 emiten, dan Malaysia mencapai 899 perusahaan. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah edukasi. 

Pada dasarnya, pasar modal bisa menjadi sumber pendanaan perusahaan di luar perbankan. "Keterbatasan pembiayaan bank menjadi salah satu kendala saat ini," ujar Muliaman, Selasa (18/3). 

Padahal, perusahaan butuh dana untuk melakukan ekspansi. Terlebih, tahun depan era masyarakat ekonomi ASEAN (ASEAN economy community) mulai diterapkan. Sehingga, persaingan bisnis akan semakin ketat. Jadi, jangan sampai, keterbatasan dana menjadi penghambat perusahaan untuk berkembang.

Nah, salah satu solusi perusahaan mencari pendanaan adalah melalui pasar modal. Nurhaida, Kepala Eksekutif Bidang Pengawas Pasar Modal OJK menambahkan, saat ini, kontribusi pasar modal terhadap perekonomian dalam negeri masih 20%. Sedangkan penetrasi sektor perbankan sudah mencapai 80%. 

Di negara maju, porsinya sudah jauh lebih besar. "Di Amerika Serikat, kontribusi pasar modal sudah mencapai 90% terhadap perekonomian," jelas Nurhaida. 

Hal itu dikarenakan jumlah emiten belum memadai sehingga likuiditas pasar masih minim. Tidak hanya dari sisi suplai (emiten), OJK juga mendorong peningkatan jumlah investor pasar modal. Salah satunya adalah dengan edukasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×