Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menganggap, anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir ini masih dalam level wajar. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengaku pihaknya saat ini telah berkordinasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait dengan dinamika yang ada di pasar saham.
Nurhaida memaparkan, berdasarkan data BEI, sejak 31 Mei-11 Juni, IHSG sudah mengalami penurunan sebesar 9%. Namun, kata Nurhaida, dalam konteks regional, pasar saham Indonesia masih tumbuh sebesar 6,8% dan berada pada posisi ke-4, setelah Jepang, Philipina dan China.
"Jika berbicara pasar modal kita melihat jangka panjang dan bukan jangka pendek," kata Nurhaida di kantor OJK, Jakarta, Rabu (12/6).
Dia juga menyodorkan data lain yang menunjukkan pertumbuhan signifikan IHSG dalam lima tahun terakhir. Tahun 2009 misalnya, IHSG berada di level 2.000-an. Namun pada 11 Juni 2013, posisi indeks sudah mencapai 4.609.95. Begitu juga dengan kapitalisasi pasar dari Rp 2.019,38 triliun di 2009 menjadi Rp 4.522 triliun di 2013.
Sementara, untuk data net sell atau out flow asing sejak 31 Mei-7 Juni mencapai Rp 5,09 triliun. Namun menurut Nurhaida, in flow asing sejak Januari sampai dengan 7 Juni atau year per date, mencapai Rp 14,04 triliun.
Pihak OJK telah meminta BEI untuk mengawasi lebih ketat transaksi perdagangan pasar primer dan sekunder. "Kami akan terus mengawasi tekanan yang ada di pasar modal saat ini, khususnya saham," ujar Nurhaida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News