Reporter: Wahyu Satriani Ari Wulan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pasar obligasi bakal semakin ramai. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah menuntaskan pemeringkatan untuk sekitar 13 obligasi korporasi. Obligasi yang siap diterbitkan di tahun ini tersebut, nilai totalnya Rp 7,3 triliun.
Direktur Utama Pefindo, Ronald T. Andi Kasim, menuturkan, telah mendapat mandat pemeringkatan untuk obligasi dan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) dari 43 emiten. Nilai total emisi Rp 38,4 triliun. Dari total itu, sekitar 95% merupakan penerbitan obligasi, sedangkan 5% merupakan penerbitan MTN.
Sampai saat ini Pefindo telah merampungkan pemeringkatan senilai Rp 31,1 triliun dari 30 perusahaan. "Masih diproses saat ini ada 13 penerbitan obligasi," ujar Ronald, akhir pekan lalu.
Sebagian besar perusahaan yang berencana menerbitkan obligasi dan sedang proses peringkat merupakan perusahaan keuangan. Ronald memaparkan, dua emiten adalah perusahaan pembiayaan, tiga bank, dua perusahaan di bidang perkebunan dan dua perusahaan properti.
Lainnya, satu perusahaan telekomunikasi, satu perusahaan kimia, satu perusahaan infrastruktur dan satu perusahaan perikanan. "Untuk perusahaan infrastruktur yang sedang diproses merupakan proyek jalan tol, sedangkan perusahaan perikanan merupakan perusahaan milik pemerintah," jelas dia.
Makin ramai
Ronald menduga, penerbitan obligasi semester II masih akan ramai. Dia memprediksi Pefindo masih bisa memperoleh mandat pemeringkatan obligasi dan MTN hingga akhir tahun mencapai Rp 60 triliun.
Banyak perusahaan berniat menerbitkan obligasi di tahun ini, karena Bank Indonesia mempertahankan tren bunga acuan rendah. Di saat BI Rate landai, kupon penerbitan obligasi semakin murah.
Jadi, biaya dana yang ditanggung oleh perusahaan penerbit juga ringan. "Selain itu, investor asing juga mulai melirik obligasi korporasi sehingga pasar obligasi semakin menarik," ujar dia.
Tak hanya obligasi, Pefindo melihat, penerbitan MTN juga masih ramai. Instrumen tersebut akan dimanfaatkan oleh perusahaan berskala menengah yang membutuhkan pendanaan. "Perusahaan-perusahaan yang akan naik kelas akan memanfaatkan penerbitan MTN," ujar dia.
Apalagi minat investor masih cukup tinggi terhadap penawaran surat utang jenis menengah. Biasanya, penerbit MTN memberikan kupon yang jauh lebih tinggi daripada obligasi. Ini merupakan kompensasi MTN yang kurang likuid dibandingkan obligasi.
Menilik data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), penerbitan obligasi sepanjang 2012 hingga minggu pertama April mencapai Rp 8,2 triliun. Angka ini naik 15,49% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sekitar Rp 7,1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News