kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Obligasi Pemerintah Sensitif Terhadap Risiko Perubahan Harga


Kamis, 01 September 2022 / 17:47 WIB
Obligasi Pemerintah Sensitif Terhadap Risiko Perubahan Harga
ILUSTRASI. Obligasi


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi Indonesia masih bertahan di tengah kenaikan suku bunga acuan global.

Menurut Infovesta, Infovesta Corporate Bond naik 2,79% sejak awal tahun dan naik 0,35 secara bulanan. Sedangkan Infovesta Goverment Bond naik 0,45% sejak awal tahun dan hanya tumbuh 0,75% scara bulanan. 

Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha mengatakan kinerja obligasi pemerintah dinilai lebih dovish pada bulan Agustus ditengah isu kenaikan BBM dan inflasi. 

"Melihat masih ada masalah inflasi di global yang belum beres dan isu kenaikan BBM, Menurut saya lebih baik pegang obligasi korporasi yang volatilitasnya lebih rendah dibandingkan obligasi pemerintah," ujar Darma kepada Kontan.co.id, Kamis (1/9). 

Baca Juga: Perbankan Kian Gencar Terbitkan Surat Utang, Ini Penyebabnya

Menurut Darma, ia lebih memilih obligasi korporasi dibanding obligasi pemerintah karena dari sisi harga dan tenor lebih pendek, Walaupun ada rally obligasi pemerintah dan bisa dimanfaatkan untuk profit taking. 

"Obligasi pemerintah akan lebih sensitif terhadap perubahan harga dimana masalah inflasi di Indonesia dan isu BBM sehingga volatilitas masih cukup tinggi," ujarnya. 

Darma melihat setidaknya hingga akhir tahun 2022, obligasi pemerintah masih akan mengalami volatilitas yang tinggi, terutama bila dibandingkan dengan obligasi korporasi.  

"Masih berlanjutnya ketidakpastian global masih memberikan pengaruh kuat terhadap pergerakan obligasi pemerintah," ucapnya

Ketika semua masalah sudah selesai dan teratasi, kata Darma, pasar dapat kembali melirik obligasi Indonesia. 

Ditambah dengan potensi kenaikan suku bunga, obligasi korporasi risikonya juga sudah berkurang dibandingkan tahun lalu karena sekarang aktivitas ekonomi sudah kembali berjalan sehingga lebih menarik. 

Darma menyarankan investor sebaiknya disiplin membeli investasi secara langsung atau lewat reksadana yang sudah terdiversifikasi dengan baik dan di kelola oleh MI secara aktif. 

"Di tengah suku bunga yang masih relatif rendah di deposito, saya rasa berinvestasi di obligasi atau reksadana sangat baik untuk mendapatkan return yang optimum," ucapnya. 

Darma memproyeksikan total return untuk obligasi pemerintah di level 4%-5%, sementara obligasi korporasi berkisar 5,5%-6,5% untuk tenor 3 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×