kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obligasi korporasi masih memberikan keuntungan 6,07% setahun terakhir


Jumat, 06 Juli 2018 / 07:45 WIB
Obligasi korporasi masih memberikan keuntungan 6,07% setahun terakhir


Reporter: Grace Olivia, Michelle Clysia Sabandar | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski suku bunga saat ini cenderung naik, penerbitan obligasi masih menjadi salah satu pilihan perusahaan untuk mencari pendanaan. Hal ini membuka peluang bagi investor untuk berinvestasi di obligasi korporasi.

Memang, langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga membuat beban bagi perusahaan yang menerbitkan obligasi bertambah. Pasalnya, agar obligasinya laris, perusahaan penerbit obligasi harus berani memberikan kupon tinggi, sesuai kenaikan suku bunga saat ini.

Executive Vice President Schroders Investment Management Indonesia M. Renny Raharja berpendapat, tingkat suku bunga acuan yang sudah tinggi saat ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan yang menerbitkan obligasi. "Mau tak mau, yield yang ditawarkan harus lebih tinggi lagi dari obligasi pemerintah, yang sekarang sudah di kisaran 7,4%-7,6%," kata Renny, kemarin.

Selain itu, Renny juga menilai, kondisi pasar obligasi korporasi yang tidak begitu likuid membuat kondisi yield saat ini belum sepenuhnya merefleksikan tren kenaikan suku bunga acuan. Lain halnya dengan obligasi pemerintah yang yield-nya secara otomatis langsung menyesuaikan kondisi pasar maupun kebijakan pemerintah. Artinya, tingkat kupon obligasi korporasi masih berpotensi meningkat.

Beban yang tinggi bagi perusahaan penerbit obligasi ini justru menjadi peluang untung bagi investor. Dengan kupon yang tinggi, investor juga berpeluang mendapat cuan lebih besar.

Asal tahu saja, kinerja obligasi korporasi saat ini juga masih jauh lebih bagus ketimbang kinerja obligasi pemerintah. Per Kamis (5/7), Indonesia Composite Bond Index (ICBI) mencetak penurunan 4,04% sejak awal tahun. Sementara bila dihitung dalam periode setahun terakhir, ICBI masih naik 2,62%.

Nah, bila dihitung sejak awal tahun, investasi obligasi pemerintah sudah mencatatkan kerugian sebesar 4,62%, berdasarkan pergerakan indeks INDOBeX Government Total Return. Sedang bila dihitung sejak setahun sebelumnya, investasi di obligasi pemerintah masih memberi keuntungan sekitar 2,06%.

Bagaimana dengan obligasi korporasi? Per kemarin, bila dihitung sejak awal tahun, menilik pergerakan INDOBeX Corporate Total Return, investasi di obligasi korporasi cuma mencatatkan kerugian sekitar 0,43%. Sedangkan bila dihitung selama setahun terakhir, keuntungan investasi obligasi korporasi masih mencapai 6,07%.

Pasar volatil

Pasokan obligasi korporasi baru juga masih tetap ada. Kemarin, Medco Power Indonesia dan Pelindo IV sama-sama mencatatkan obligasi korporasi barunya di Bursa Efek Indonesia.

Direktur Utama Pelindo IV Doso Agung, mengatakan, setelah 26 tahun beroperasi, inilah kali pertama Pelindo IV menjajal pendanaan dari pasar modal. Kendati demikian, Pelindo IV menyadari kondisi pasar modal yang tengah volatil saat ini.

"Makanya saat ini Pelindo IV memilih menerbitkan obligasi sebesar Rp 3 triliun terlebih dahulu," tutur Doso. Perusahaan pelat merah ini sejatinya telah mendapat mandat Kementerian BUMN untuk menerbitkan obligasi senilai total Rp 5 triliun.

Pelindo menawarkan obligasi dalam tiga seri. Seri A bertenor lima tahun senilai Rp 380 miliar dengan kupon 8%. Seri B bertenor tujuh tahun senilai Rp 1,82 triliun dengan kupon 9,15%. Seri C sepuluh tahun senilai Rp 800 miliar dengan kupon 9,35%.

Sementara Medco Power menerbitkan obligasi senilai Rp 1,2 triliun. Obligasi diterbitkan dalam tiga seri, dengan tenor 3 tahun, 5 tahun dan 7 tahun. Masing-masing memberi kupon 9,75%, 10,25% dan sebesar 10.75%. Kupon ini cukup besar mengingat Medco Power memiliki rating A.

Dengan asumsi yield SUN 10 tahun sebesar 7,4%-7,6%, Renny menilai spread yang menarik untuk obligasi korporasi berkisar antara 100-150 basis poin. Itupun dengan catatan, obligasi mendapat rating minimal AA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×