kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,46   -17,27   -1.86%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obligasi korporasi bakal unggul


Senin, 28 Maret 2016 / 08:36 WIB
Obligasi korporasi bakal unggul


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kinerja instrumen investasi berbasis obligasi positif seiring penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate. Tahun ini, obligasi korporasi diprediksi bisa memberikan return lebih tinggi bila dibandingkan instrumen berbasis obligasi yang lain.

Infovesta Utama mencatat, rata-rata return reksadana pendapatan tetap bila dihitung sejak awal tahun hingga 18 Maret 2016 lalu mencapai 5,01%. Kinerja tersebut beda tipis ketimbang rata-rata return reksadana saham dan campuran di periode yang sama, di mana masing-masing reksadana mencetak return rata-rata 5,85% dan 5,47%.

Sejumlah reksadana pendapatan tetap mencatat kinerja kinclong. Ambil contoh reksadana Mega Dana Pendapatan Tetap Bahana yang mencetak return 9,79%. Reksadana ini menjadi jawara di jajaran reksadana pendapatan tetap.

Di posisi kedua ada Prime Income Fund yang mencatat return 9,28%. Berikutnya menyusul reksadana Eastspring Investments Yield Discovery dengan return 9,05%. Adapun rata-rata kinerja obligasi pemerintah yang ditunjukkan oleh Infovesta Goverment Bond Index sejak awal tahun hingga 18 Maret 2016 mencapai 4,69%.

Sedang rata-rata kinerja obligasi korporasi di periode tersebut menurut Infovesta Corporate Bond Index mencapai 2,34%. Sementara itu, bila melihat pergerakan Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang disusun oleh Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), kinerja instrumen obligasi secara umum naik 7,3% sejak awal tahun hingga 24 Maret.

Kenaikan tersebut ditopang oleh kinerja obligasi pemerintah, yang ditunjukkan oleh kenaikan INDOBeX Goverment Total Return sebesar 7,59% ke level 194,08. Sementara kinerja obligasi korporasi sedikit di bawah itu.

Indeks INDOBeX Corporate Total Return naik 5,34% ke level 206,98 pada periode yang sama.

Head of Fixed Income Indomitra Securities Maximilianus Nico Demus mengatakan, pasar obligasi bullish lantaran dipicu pemangkasan BI rate selama tiga bulan berturut-turut hingga 6,75%.

Pasar melihat hal ini menunjukkan keyakinan BI terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Total transaksi dan frekuensi obligasi saat BI rate turun, Kamis (17/3), meningkat drastis dibandingkan hari sebelumnya.

Total transaksi didominasi oleh obligasi tenor 10 tahun-15 tahun, diikuti dengan tenor 15 tahun-20 tahun dan 7 tahun-10 tahun. "Obligasi berdurasi jangka menengah hingga panjang masih mendominasi karena memberikan yield yang menarik," ujar Nico, di Jakarta.

Return paling tinggi

Hingga akhir tahun ini, Analis Capital Asset Management Desmon Silitonga memperkirakan, obligasi korporasi bakal membagikan return paling tinggi ketimbang obligasi pemerintah dan reksadana pendapatan tetap. Ia memprediksi, obligasi korporasi mampu mencetak keuntungan sekitar 10%–12% di akhir tahun.

Sedang return obligasi pemerintah sekitar 8%-10%, dan return reksadana pendapatan tetap 5%-10%. "Obligasi korporasi unggul karena kurang likuid sehingga pergerakan harga lebih stabil. Sedangkan obligasi pemerintah masih berpotensi tertekan karena terdapat porsi asing," ujar Desmon.

Menurut Desmon, kinerja obligasi tahun ini akan dipengaruhi kondisi makroekonomi domestik yang positif dan turunnya probabilitas kenaikan bunga The Fed. Selain itu, kewajiban minimum investasi dana pensiun dan asuransi di obligasi pemerintah akan membuat perdagangan semakin aktif.

Demikian juga dengan reksadana pendapatan tetap. "Tahun ini, kinerja reksadana pendapatan tetap akan lebih baik dari tahun lalu," kata Desmon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×