kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Obligasi Anak Usaha INDY Terbit Pekan Ini


Selasa, 27 Oktober 2009 / 08:26 WIB
Obligasi Anak Usaha INDY Terbit Pekan Ini


Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Manajemen PT Indika Energy Tbk (INDY) menargetkan, penerbitan obligasi anak usahanya, Indo Intergrated Energy II B.V., senilai US$ 250 juta bisa rampung akhir pekan ini. Kini INDY tengah memasarkan obligasi bermata dollar Amerika Serikat (AS) itu ke investor di Asia, Eropa, dan AS, hingga 29 Oktober mendatang.

Sekretaris Perusahaan INDY Dedy Happy Hardi mengungkapkan, dari hasil roadshow sejauh ini, banyak investor yang menyatakan minat membeli obligasi terbitan Indo Integrated Energy itu. "Sudah banyak investor yang berminat, sehingga kami optimistis akhir pekan ini bisa selesai," ujar dia kepada KONTAN, kemarin (26/10).

Obligasi Indo Integrated menawarkan jangka waktu jatuh tempo antara lima hingga tujuh tahun. Namun kemungkinan besar, INDY bakal mematok usia obligasi anak usahanya itu sepanjang tujuh tahun.

Dedy memperkirakan, kemungkinan Indo Integrated akan menawarkan kupon lebih tinggi ketimbang kupon obligasi PT Adaro Indonesia, anak usaha PT Adaro Energy (ADRO) yang menerbitkan obligasi serupa. Catatan saja, kupon obligasi Adaro Indonesia sebesar 7,625%.

INDY menanawarkan kupon tinggi karena harus bersaing dengan PT Perusahaan Listrik Negera (PLN) yang juga menawarkan obligasi global sebesar US$ 1,25 miliar. "Kupon bunga kami yang jelas di atas 7,75%," tegas Dedy.

INDI akan memakai dana hasil penerbitan obligasi untuk pengembangan usaha dan rencana akuisisi. Dedy mengakui saat ini INDY tengah mengajukan penawaran untuk mengakuisisi konsesi tambang batubara milik BHP Billiton di Maruwai, Kalimantan Tengah.

Kupon bunga menarik

Kepala Riset Financorpindo Nusadana Edwin Sebayang berpendapat, perusahaan sekelas INDY sebenarnya bisa menawarkan kupon bunga yang lebih rendah dari obligasi Adaro. "Kinerja INDY hingga semester pertama 2009 cukup baik, meski laba bersihnya menurun," ulasnya.

Tidak hanya itu, Fitch Ratings memberikan rating sementara di posisi B+. Lembaga pemeringkat internasional itu juga telah menaikkan peringkat utang jangka panjang dalam mata uang asing dan mata uang lokal INDY dari sebelumnya B ke B+ dengan outlook stabil.

Dengan posisi seperti ini, Edwin bahkan melihat kemungkinan INDY bisa menerbitkan obligasi hingga
US$ 500 juta. "Atau mereka bisa minta kupon di kurang dari 7,6%," terang Edwin.

Dalam hitungan Edwin, rasio utang terhadap modal atau debt to equity ratio (DER) INDY saat ini hanya 0,74 kali. Dengan tambahan obligasi yang akan diterbitkan, DER INDY tidak akan lebih dari satu kali atau sekitar 0,8 kali.

Edwin juga memperkirakan, INDY memperluas aksi akuisisi dan tidak hanya terfokus pada tambang batubara. "Dengan mengakuisisi Petrosea, mereka sudah memperlihatkan mereka ingin melakukan diversifikasi usaha tidak hanya di batubara," imbuhnya. Tetapi sampai saat ini, memang baru tambang BHP Billiton dan Berau Coal saja yang masuk dalam daftar tambang incaran INDY.

Hingga akhir 2009, Edwin memberikan target harga sebesar Rp 2.330 per saham dengan rekomendasi beli. Ia melihat saham ini cukup menarik karena rasio harga saham terhadap nilai buku (PBV) INDY masih sebesar 2,36 kali, dan rasio harga terhadap laba per saham alias price earning ratio (PER) masih 16,41 kali.

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham INDY berakhir di posisi Rp 2.325 per saham, turun 1,06% ketimbang harga penutupan akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×