Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pasar obligasi bakal lebih ramai pada kuartal kedua ini. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, setidaknya ada sembilan korporasi yang akan menerbitkan surat utang pada kuartal kedua ini.
Salah satunya, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk yang akan menawarkan obligasi senilai Rp 1,5 triliun mulai 9 Mei mendatang. Obligasi ini ditawarkan dalam tiga seri. Seri A senilai Rp 687 miliar dengan kupon 9,6% per tahun, dan jatuh tempo 24 Mei 2015.
Lalu, seri B senilai Rp 363 miliar bertenor tiga tahun, dan kupon 10,5% per tahun. Seri C sejumlah Rp 450 miliar dengan tenor lima tahun, dan tawaran kupon 10,75%.
Obligasi ini mendapatkan peringkat AA+ dari Pefindo. Masa penjatahan akan dilakukan 12 Mei 2014. Adapun, pencatatan obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditargetkan 16 Mei 2014.
Surat utang ini merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) II ADMF senilai Rp 8 triliun. Sebelumnya, perusahaan telah menerbitkan PUB tahap I senilai Rp 2 triliun pada 1 Maret 2013. Lalu, tahap II Rp 2,09 triliun diterbitkan 24 Oktober 2013.
Selain Adira, PT Bank UOB Indonesia juga siap menerbitkan obligasi subordinasi senilai Rp 1 triliun dengan tenor 7 tahun.
Presiden Direktur UOB Indonesia, Armand B. Arief mengatakan, dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk pengembangan usaha dan kebutuhan operasional. Masa penawaran awal alias book building digelar 17 April hingga 7 Mei 2014. Lalu, pengumuman kupon akan dilakukan setelah book building.
Analis obligasi, Fakhrul Aufa menilai, obligasi ADMF akan banyak diincar perusahaan asuransi dan dana pensiun. Pasalnya, mereka saat ini sangat mencari obligasi dengan rating bagus dan fundamental perusahaan bagus.
Menurutnya, fundamental ADMF cukup baik, apalagi didukung induk perusahaan yang kuat. "Kupon sudah sesuai rating obligasi dan tenornya," papar Fakhrul.
Pemilihan waktu penerbitan obligasi ADMF pun dinilainya sudah tepat. Karena market masih stabil. "Perkiraan oversubcribed bisa dua hingga tiga kali," kata Fakhrul.
Emisi lebih marak
Menurut dia, penerbitan obligasi korporasi kuartal II bakal lebih ramai. Diperkirakan, penerbitan di kuartal II berkisar Rp 25 triliun-Rp 30 triliun. Ini dengan asumsi nilai obligasi korporasi yang akan jatuh tempo di kuartal II sejumlah Rp 17 triliun. "Dengan asumsi semua melakukan refinancing saja, penerbitan akan sekitar Rp 17 triliun. Apabila ditambah penerbitan baru," ujar Fakhrul.
Prediksi itu lebih tinggi ketimbang realisasi emisi obligasi korporasi pada kuartal I 2014, yakni Rp 5,23 triliun.
Fakhrul menduga, penerbitan kuartal II lebih ramai, karena pengaruh inflasi, defisit current account serta kondisi global yang masih terkendali. Dengan kondisi tersebut, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) diperkirakan masih stabil, sehingga yield obligasi tidak akan naik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News