Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Indofarma (persero) Tbk (INAF) mengejar target penjualan tahun ini tumbuh 20% menjadi Rp 2 triliun. Target ini terbilang agresif jika melihat pencapaian penjualan tahun kemarin yang hanya tumbuh 3,3% menjadi Rp 1,67 triliun.
Sekertaris Perusahaan INAF, Yasser Arafat bilang untuk mendongkrak kinerja perusahaan pihanya akan menggenjot produk-produk INAF terutama alat kesehatan yang tahun kemarin merosot penjualanya. "Untuk alat kesehatan kita akan genjot terus," kata Yasser kepada KONTAN, akhir pekan lalu (14/7).
Selain itu, pihaknya juga akan menggenjot segmen obat-obatan, di mana segmen ini merupakan tulang punggung INAF saat ini. Untuk obat resep, perusahaan akan memasok ke e-katalog, BPJS Kesehatan dan ke pihak lain. Kemudian, INAF juga akan mendorong segmen obat-obatan bebas biar lebih laris di pasaran.
Selain itu, optimisme INAF juga didasari oleh mulai berjalanya penjualan obat herbal, ditargetkan produk ini bisa menyumbang 20% dari total pendapatan tahun ini. Perusahaan akan menjajaki produk herbal ke luar dan dalam negeri.
Menurut Yasser, pendapatan dari obat herbal sudah masuk, namun dia belum bisa merinci jumlahnya.
Kemudian pada bulan Juni lalu INAF juga telah menyelesaikan renovasi ketersediaan untuk cephalosporins, yaitu sejenis antibiotik. Untuk izin dari oprasinya juga sudah keluar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). "Jadi kita sudah bisa produksi," ujar Yasser.
Selanjutnya langkah untuk menggenjot penjualan, INAF akan memperbaiki portofolio produksi pihak ketiga yang dijual anak perusahaan. Menurut Yasser langkah yang dilakukan tahun ini, baik perbaikan fasilitas sampai perbaikan produksi merupakan tahap konsolidasi untuk perbaikan kinerja di tahun depan.
Untuk itu, pihanya tidak akan mengeluarkan produk-produk baru di tahun ini. Rencananya INAF bakal menggeber produk baru di tahun depan setelah semua fasilitas tersedia dan adanya perbaikan kinerja perusahaan.
Dan juga di tahap konsolidasi ini INAF tidak akan ekspansi ke pasar luar negeri dulu. Hanya saja dia tetap akan menjaga pasar yang sudah ada yaitu pasar Timur Tengah. Ekspor INAF tidak terlalu besar, hanya berkontribusi sebesae 3%. Itupun karena pasar di Timur Tengah dalam hal aturan farmasinya tidak terlalu ketat.
Meskipun tahun ini INAF sedang beres-beres, emiten plat merah ini malah memotong anggaran belanja modalnya. Berkaca dari penyerapan anggaran tahun lalu yang tak sampai 10%, Indofarma akan memangkas capital expenditure tahun ini yang diperkirakan menghabiskan Rp 120 miliar.
Anggaran capex rencananya akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas pabrik dan juga meningkatkan utilitas pabrik. Diketahui, bahwa INAF telah menyelesaikan dua fasilitas pabrik pertama, renovasi fasilitas pabrik obat herbal. Kedua, fasilitas laboratorium mikrobiologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News