Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wika Gedung akan terus melakukan ekspansi bisnis. Selain sebagai menggeluti bisnis kontraktor, perusahaan ini juga akan melakukan investasi, salah satunya di sektor properti.
Wika Gedung akan bekerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk membangun kawasan Transit Oriented Development (TOD) di stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat dengan skema Build, Operated and Transfer (BOT). Rencananya, proyek TOD tersebut akan groundbreaking pada 10 November 2017 mendatang.
Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Steve Kosasih, mengatakan, KAI memiliki lahan seluas 8,5 hektare (ha) di Stasiun Senen yang sebagian besar akan diberikan dikembangkan Wika Gedung dan sebagian lagi untuk swasta.
"Sekitar 75% dari lahan akan digarap Wika Gedung dan 25% akan dikasih ke swasta," kata Steve baru-baru ini.
Steve memperkirakan total invesatasi untuk pengembangan kawasan TOD yang akan digarap Wika Gedung tersebut mencapai sekitar Rp 800 miliar. Proyek itu akan dikembangkan secara bertahap.
Direktur Pengembangan Investasi dan Human Capital Wika Gedung Nur Alfatah mengatakan, untuk fase pertama, pihaknya akan membangun 8.000 meter persegi (m2) dulu. Disana akan dibangun tiga tower apartemen dimana satu tower akan khusus diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan dua tower lagi akan diperuntukkan sebagai hunian komersial.
Wika Gedung tertarik berinvetasi untuk mengembangkan kawasan TOD di sekitar stasiun kereta untuk mendukung mengurangi backlog perumahan dan sekaligus untuk membantu pemerintah menekan kemacetan di jalan raya. Menurutnya, prospek pengembangan TOD akan menjanjikan. "Pasalnya sekarang sudah tidak efisien kalau orang tinggal jauh-jauh dari transportasi umum," kata Alfatah.
Adapun sumber dana yang akan digunakan Wika Gedung untuk melakukan investasi bisnis ke depan adalah dari dana yang akan diperoleh perusahaan dari rencana Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO) pada November 2017.
Perusahaan akan melakukan IPO dengan target perolehan dana sekitar Rp 3 triliun. Sebesar 60%-70% akan dipakai untuk berinvestasi dan sisanya akan digunakan sebagai modal kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News