kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Nomura Singapore bantu Uni-Charm Indonesia cari investor luar negeri


Senin, 25 November 2019 / 16:47 WIB
Nomura Singapore bantu Uni-Charm Indonesia cari investor luar negeri
ILUSTRASI. Penjualan popok bayi MamyPoko atau Mamy Poko produksi Uni-Charm atau Uni Charm UniCharm di hipermarket Jakarta Selatan (13/01/2015).


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Uni-Charm Indonesia berencana melantai di Bursa Saham Indonesia (BEI) pada akhir tahun ini. Adapun, dana yang dibidik dari hasil penawaran umum sekitar Rp 1,2 triliun.

Dengan begitu, Uni-Charm masuk sebagai perusahaan dengan emisi besar yang akan menjadi perusahaan tercatat tahun ini. 

Baca Juga: Bidik dana Rp 1,2 triliun lewat IPO, Uni-Charm Indonesia akan tambah mesin produksi

Associate Director Sinarmas Sekuritas Datin Rashidah Mahadi, mengatakan, Sinarmas Sekuritas bersama dengan Nomura Singapore Ltd berkomitmen untuk menyerap emisi Uni-Charm apabila tidak terserap habis di pasar. 

"Kita bagi alokasinya, kurang lebih 50-50," jelas Datin kepada awak media usai Due Dilligence Meeting dan Public Expose Uni-Charm Indonesia, Senin (25/11). 

Dalam hal ini, Nomura Singapore bertugas menghimpun dana dari investor luar negeri. Adapun negara yang dibidik adalah Singapura, Hongkong dan Jepang. Sementara itu Sinarmas menjadi lead underwriter dalam negeri. 

Baca Juga: Uni-Charm Indonesia membidik dana hingga Rp 1,50 triliun dari IPO

Lebih lanjut, Uni-Charm akan menawarkan sahamnya di rentang harga Rp 1.400-Rp 1.800. Rentang harga tersebut mencerminkan price to earning ratio (PER) 12,4 kali - 16 kali. Datin mengatakan PER dari Uni-Charm ini setara dengan PER industri barang konsumer. 

"Kalau rata-rata kita pakai industri consumer antara 12-15. Tadi kan sampai 16, jadi kalau bilang industri, PER rata-rata segitu," ujar dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×