kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

NIRO mengejar target okupansi mal 80%


Kamis, 07 Januari 2016 / 19:06 WIB
NIRO mengejar target okupansi mal 80%


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Emiten properti, PT Nirvana Development Tbk (NIRO) akan fokus meningkatkan tingkat okupansi pada portofolio mal yang dimiliki perseroan saat ini. Perseroan menargetkan rata-rata okupansi naik mendekati 80%.

Sementara, saat ini rata-rata tingkat okupansi pusat perbelanjaan yang dimiliki NIRO baru sekitar 65%-70%. "Kita targetkan pada April mendatang rata-rata tingkat okupansi bisa mendekati 80%," kata Direktur NIRO, Timothy Alamsyah, Kamis (7/1).

Untuk mendorong peningkatan okupansi, NIRO akan fokus mengincar tenan lokal. Menurutnya Timothy saat ini banyak tenan-tenan lokal yang bagus hanya tidak terlalu berkembang karena tidak memiliki lokasi yang strategis. Dirinya percaya dengan kehadiran tenan-tenan lokal bisa meningkatkan trafik di mal yang dimiliki perseroan.

Thimoty mengatakan, tarif sewa beberapa mal yang cukup bagus yang dimiliki perseroan saat ini seperti Mal Cirebon Super Block kemungkinan tahun ini bisa naik mencapai 20%. "Saat ini harga rental mal di Cirebon Rp 170.000-Rp180.000 per m2 setiap bulan. Nanti akan naik sekitar 20%." ujarnya.

Selain mendorong peningkatan okupansi, NIRO juga akan terus melanjutkan ekspansi. Tahun ini, perseroan berencana menambah tujuh sampai sepuluh pusat perbelanjaan. Ekspansi tersebut akan dilakukan melalui perusahaan patungan (joint venture/JV) bernama PT Nirvana Wastu Pratama (NWP). Perseroan memiliki 65% saham NWP dan sisanya digengam Warburg Pincus LLC.

Saat ini, Perseroan telah berhasil mengakuisisi lahan di tiga lokasi yang akan dibangun mal yakni Banyuangi, Prabumulih dan Tanjung Pinang. Namun, Timothy enggan menyampaikan lokasi pusat perbelanjaan lainnya yang hendak dibangun.

Dia mengatakan, luas rata-rata mal yang akan dibangun sekitar 15.000 m2 dengan luas kawasan sekitar 2 hektare (ha). Namun, luas kawasan akan tergantung harga tanah. Jika perseroan bisa membeli lahan lebih murah maka kemungkinan besar luas kawasan akan lebih besar untuk dibangun ruko.

Untuk mendanai ekspansi tersebut, perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 800 miliar – Rp 1 triliun. Adapun 65% dari belanja modal berasal dari kas internal perseroan, sisanya berasal dari mitra strategis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×