Reporter: Herlina KD |
CILEGON. Prospek bisnis di sektor baja ke depan yang cukup menjanjikan membuat investor banyak melirik saham perdana PT Krakatau Steel yang akan mencatatkan sahamnya di lantai bursa pada 19 November 2010 mendatang. Tak hanya investor dari dalam negeri, investor asingpun mulai ancang-ancang untuk memburu saham perdana KS.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar menjelaskan, selain investor lokal, investor asing juga sudah melirik saham KS; di antaranya Nippon Steel Corporation dan Steel One asal Jepang. Selain itu, "Posco juga kelihatannya berminat untuk masuk," kata Mustafa saat peletakan batu pertama pabrik KS Posco tahap I di Cilegon Kamis (28/10).
Dari 20% saham KS yang dilepas ke publik, sekitar 35%-nya akan diberikan untuk investor asing. "Jadi kalau dihitung, sekitar 7% dari saham KS akan diberikan untuk asing," jelas Mustafa.
Sementara itu, untuk investor lokal, Mustafa bilang sudah banyak investor yang berminat. Di antaranya adalah PT Taspen dan PT Jamsostek. "Untuk Jamsostek rencananya akan mengeluarkan dana Rp 0,5 triliun (Rp 500 miliar), sedangkan PT Taspen sudah menyatakan minat, tapi belum tahu berapa dana yang disiapkan," katanya.
Catatan saja, KS berencana akan melepas 20% saham perdananya pada 10 November 2010 nanti. Harga saham perdana yang ditetapkan oleh underwriter sebesar Rp 850 per saham. "Kita memang sudah menentukan harganya sebesar itu karena harga pokok yang paling memungkinkan untuk investor dalam dan luar negeri," ujar Mustafa.
Direktur Utama Krakatau Steel Fazwar Bujang mengimbuhkan, penentuan harga saham ini sudah melalui kajian para underwriter yang telah ditunjuk yaitu Mandiri Sekuritas, Danareksa, Bahana, Deutche Bank, dan Credit Suisse. Hasil dari bookbuilding yang dilakukan underwriter ini yang dipetakan, disimpulkan, dan kemudian diberikan saran mengenai angka atau kisaran angka yang akan ditetapkan.
"Jadi semuanya sudah melalui kajian dari berbagai aspek, melihat dari bookbuilding, permintaan dalam negeri, permintaan luar negeri dan situasi bisnis pasar baja dunia," ungkap Fazwar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News