Reporter: Dina Farisah, Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Mata uang yen kembali melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Bank of Japan (BoJ) menyatakan akan melanjutkan kebijakan pelonggaran moneter. Rencana inilah yang menekan yen.
Mengutip Bloomberg, Kamis (29/11) pukul 17.26 WIB, pasangan USD/JPY melemah 0,03% dibandingkan hari sebelumnya menjadi 102,19. Pasangan AUD/JPY naik 0,70% menjadi 93,39. Sementara, EUR/JPY naik 0,18% ke level 138,98.
Pekan lalu, yen turun 1,1% terhadap dollar AS. Bersamaan dengan itu, indeks Nikkei 225 naik 1,4%.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan BoJ mengisyaratkan akan menambah pelonggaran moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai target inflasi sebesar 2%.
Di sisi lain, Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, berpotensi mengurangi stimulus dari saat ini US$ 85 miliar setiap bulan untuk pembelian aset obligasi.
Analis PT Monex Investindo Futures, Daru Wibisono mengatakan, penguatan yen terhalang oleh akumulasi data-data AS yang semakin membaik. Data ekonomi AS yang terbaru menunjukkan klaim pengangguran menurun dari 326.000 pada pekan lalu, menjadi 316.000 di pekan ini. Pelemahan yen merupakan kebijakan jangka panjang yang diusung Abe. Dalam jangka pendek, yen tertekan oleh merebaknya isu pengurangan stimulus moneter The Fed. "Pasar beraksi atas data-data ekonomi AS yang menunjukkan perbaikan," ujar Daru, Kamis (29/11).
Analis PT Millenium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono bilang, selain kebijakan Shinzo Abe, pelemahan yen dipicu data ekonomi Jepang. Pertumbuhan penjualan ritel Jepang hanya 2,3%. Angka ini lebih rendah dibanding sebelumnya 3%.
Di sisi lain, Australia mencatatkan data belanja perusahaan swasta yang naik 3,6% pada kuartal ketiga ketimbang kuartal kedua. Angka ini jauh lebih tinggi daripada prediksi analis yang meramal penurunan belanja modal 1,2%.
Positifnya data ini menjadi indikator kesehatan ekonomi dan bisnis yang berpengaruh pada pasar keuangan. Oleh karena itu, posisi yen melemah terhadap aussie, selain karena dollar Australia sudah koreksi beberapa hari terakhir.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan, dari sisi euro, pelemahan yen merupakan kelanjutan penguatan euro yang terjadi terhadap mata uang Negeri Sakura selama tiga pekan belakangan. Selain itu, sinyal bahwa BoJ akan kembali melonggarkan kebijakan moneter agar target inflasi yang telah mereka tetapkan bisa segera tercapai, turut menenggelamkan yen. "Tapi perlu waspada, karena kondisi saat ini sudah jenuh beli, ada potensi koreksi bagi EUR/JPY," kata Nizar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News