Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
Meskipun nilai transaksi saham BUMN banyak yang turun, Sukarno menilai prospek saham-saham ini masih menarik. Menurut dia, saat sentimen positif mulai bermunculan dan harga sudah mendekati support-nya, maka nilai transaksi berpeluang kembali ke normal. "Justru saat ini bisa menjadi kesempatan untuk mengoleksi di harga yang lebih rendah dari harga seharusnya," ucap Sukarno.
Menurut Sukarno, saham-saham konstruksi menarik untuk dicermati karena sudah turun dalam. Investor tinggal menunggu momentum teknikal untuk kembali mengoleksi saham-saham tersebut. Sementara saham-saham yang sudah bisa dilirik untuk trading buy ada PTBA, SMGR, JSMR, PGAS, BMRI, dan BBRI.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan, saham-saham yang nilai transaksinya turun, terutama emiten konstruksi masih cenderung dalam fase downtrend. Meskipun begitu, penurunannya sudah relatif terbatas.
Baca Juga: Bank-bank jumbo gencar memacu pertumbuhan aset
"Masih ada potensi turun namun sudah tidak sedalam yang lalu dan berpeluang untuk menguat," kata Herditya.
Di sisi lain, dalam jangka pendek hingga menengah, emiten-emiten sektor tambang dan perbankan secara teknikal pergerakannya masih menarik. Herditya menyarankan investor untuk mencermati dan buy on weakness PTBA, ANTM, TINS, BBRI, BBNI, BMRI, dan BRIS.
Menurut Herditya, level support-resistance yang perlu diperhatikan untuk PTBA adalah Rp 2.180-Rp 2.390, ANTM Rp 2.240-Rp 2.430, TINS Rp 1.425-Rp 1.560, BBRI Rp 3.800-Rp 4.070, BBNI Rp 4.950-Rp 5.250, BMRI Rp 5.775-Rp 6.100, dan BRIS Rp 2.220-Rp 2.760.
Ia menambahkan, investor saat ini memang cenderung beralih ke saham-saham mid cap dan small cap karena memiliki pergerakan yang lebih cepat ketimbang saham-saham BUMN. Meskipun begitu, hal ini tidak membuat saham-saham BUMN tidak menarik ke depannya karena ada siklus untuk saham BUMN untuk naik kembali.
Selanjutnya: IHSG ditutup melemah 0,84%, begini proyeksi untuk Rabu (19/8)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News