kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.053   69,44   0,99%
  • KOMPAS100 1.055   14,32   1,38%
  • LQ45 829   11,91   1,46%
  • ISSI 214   1,24   0,58%
  • IDX30 423   6,73   1,62%
  • IDXHIDIV20 510   7,74   1,54%
  • IDX80 120   1,64   1,38%
  • IDXV30 125   0,95   0,76%
  • IDXQ30 141   2,08   1,49%

Nilai Transaksi Bursa Jeblok Sepanjang 2023, Ini Penjelasan BEI


Rabu, 13 Desember 2023 / 18:08 WIB
Nilai Transaksi Bursa Jeblok Sepanjang 2023, Ini Penjelasan BEI
ILUSTRASI. Nilai, volume, dan frekuensi transksi di Bursa Efek Indonesia turun pada tahun ini.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan rapor merah pada nilai transaksi perdagangan sepanjang 2023. Tak hanya itu, frekuensi dan volume perdagangan ikut melemah. 

Per 30 November 2023, nilai transaksi di BEI menyentuh Rp 10,5 triliun per hari. Angka itu turun 28,3% dari posisi akhir 2022 yang mencapai Rp 14,7 triliun per hari. 

Pada periode yang sama frekuensi perdagangan turun 9,7% menjadi 1,18 juta kali. Sementara volume transaksi anjlok 20% dari 23,9 miliar saham per hari menjadi 19,1 miliar saham per hari. 

Baca Juga: Ditutup Turun 0,70% Hari Ini, IHSG Diproyeksikan Masih Rawan Koreksi

Kepala Divisi Riset Bursa Efek Indonesia Verdi Ikhwan mengatakan, hampir 50% investor pasar modal merupakan investor ritel. Saat ini, para investor sudah beralih ke sektor rill. 

Ini sehubungan dengan dicabutnya status pandemi Covid-19 dan normalnya aktivitas masyarakat. Verdi bilang normalisasi ini membuat investor memilih untuk menggunakan uangnya ketimbang investasi. 

"Transaksi investor ritel pada 2020 hingga 2023 mendominasi, tetapi tahun ini menurun karena uangnya dipindahkan ke sektor rill," kata dia, Rabu (13/12). 

Baca Juga: IHSG Turun 0,70% ke 7.075 Hari Ini (13/12), ARTO, GOTO, INCO Top Losers LQ45

Selain itu, sentimen suku bunga turut mempengaruhi minat investor. Verdi bilang di tengah suku bunga yang tinggi, investor cenderung memilih ke instrumen lain. 

"Beberapa investor ritel banyak menempatkan dananya di perbankan maupun obligasi pemerintah," ucap dia.

Namun nilai kapitalisasi pasar bursa terus mengembang. Per 30 November 2023, kapitalisasi pasar BEI mencapai Rp 11.238 triliun atau tumbuh 18,3% dari akhir 2022. 

Verdi menyebut, lonjakan kapitalisasi pasar ini utamanya ditopang oleh penambahan jumlah emiten dan aksi korporasi. Hingga akhir November sudah ada 77 emiten baru. 

"Angka itu masuk yang paling tinggi di sejarah pasar modal dengan total fund raised mencapai Rp 53,8 triliun," tutur Verdi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×