kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nilai investasi pabrik ethanol SIAP € 560 juta


Selasa, 09 September 2014 / 17:24 WIB
Nilai investasi pabrik ethanol SIAP € 560 juta
ILUSTRASI. Paket Rahmat pada Promo Gokana edisi Bulan Puasa 2023 (DOk/Gokana)


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Rencana PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) membangun pabrik etanol terus bergulir. Emiten yang baru dibackdoor listing oleh RITS Ventures Limited (RITS) itu mengklaim telah menyelesaikan studi pembangunan pabrik etanol.

Herry Priambodo, Sekretaris Perusahaan SIAP menuturkan, pihaknya akan membangun pabrik etanol dengan kapasitas 240.000 ton per tahun. Kapasitas ini lebih rendah dibandingkan rencana awal yang diperkirakan sebanyak 480.000 ton.

"Untuk bangun pabrik berkapasitas 240.000 ton itu, nilai investasinya € 560 juta," kata Herry di Jakarta, Selasa (9/9). Nilai investasi itu sudah termasuk biaya untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) guna menopang kebutuhan energi pabrik.

Namun, porsi pendanaan pabrik etanol tetap seperti rencana awal.SIAP hanya akan menutupi 30% dari total investasi itu, sedangkan sisanya akan dipenuhi perusahaan mitra, yakni ProCone GmbH.

Perusahaan ini telah menandatangani kontrak dengan SIAP untuk menjadi engieering, procurement, construction (EPC) untuk pabrik etanol. SIAP menargetkan pabrik ini sudah bisa beroperasi secara komersial pada tahun 2016.

Nantinya, SIAP akan menjual etanol yang diproduksinya ke PT Pertamina (Persero) dan ke luar negeri terutama Amerika Serikat (AS). Bisnis etanol ini dinilai SIAP lumayan menguntungkan.

Menurut Herry, biaya produksi etanol itu diperkirakan US$ 375 per ton. Sementara harga jual misalnya ke Pertamina saja sudah mencapai US$ 700 per ton. "Kalau dijual ke luar negeri, harga rata-ratanya sekitar US$ 1.100 per ton," kata Herry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×